KPCDI dan Klikdialisis Teken MoU, Pasien Cuci Darah Bisa Dapat Akses Lebih Seputar Layanan Dialisis
platform aplikasi di bidang kesehatan klikdialisis dan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) menandatangani nota kesepahaman (Mou).
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bertepatan dengan pekan diperingatinya hari ginjal sedunia (World Kidney Day), platform aplikasi di bidang kesehatan klikdialisis dan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) menandatangani nota kesepahaman (Mou).
MoU itu bertajuk 'Sinergi dalam peningkatan akses informasi Kesehatan ginjal dan layanan dialysis bagi pasien di Indonesia.'
Chief Operating Officer klikdialisis, Kevin Soeharli menjelaskan pihaknya mengembangkan sebuah sistem yang terintegrasi berbasis website dan aplikasi untuk mempermudah pasien mencari unit dialisis sesuai kebutuhannya.
Akses bagi pasien, tidak hanya dapat menghubungi dan mendapatkan informasi yang lengkap dari fasilitas kesehatan dan atau konsultansi dokter spesialis khususnya di bidang kesehatan ginjal, tetapi juga akses untuk mendapatkan layanan dengan mudah, cepat, dan pada saat itu juga.
"Saat ini, pasien dialisis yang membutuhkan tindakan harus melakukan kunjungan secara langsung ke unit dialisis untuk memastikan ketersediaan ruangan untuk mereka yang membutuhkan," ujar Kevin saat dilansir Warta Kota, Jumat (11/3/2022).
Kevin menyebut, di era teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini dan pandemic COVID 19 yang tidak kunjung usai, semestinya juga dapat mempermudah pasien dialisis untuk mencari informasi dan melakukan pemesanan layanan hemodialisis secara digital tanpa harus melakukan kunjungan ke unit dialisis.
Baca juga: Lima Upaya Agar Pasien Gagal Ginjal Dapat Menjaga Kualitas Hidup
Ruang Lingkup kerja sama klikdialisis dan KPCDI mencakup:
1. Penyediaan dan pengembangan sistem informasi Kesehatan ginjal dan layanan dialisis
bagi pasien ginjal kronis di Indonesia.
2. Menghubungkan akses pasien dialysis dengan fasilitas penyedia layanan dialisis danfasilitas kesehatan ginjal lainnya dengan platform klikdialisis.com.
3. Dukungan dalam akses informasi layanan dialysis yang dapat digunakan untuk
kepentingan pasien dialisis di Indonesia.
4. Promosi Kesehatan ginjal dan edukasi bagi pasien dialisis di Indonesia.
Adapun Tony Richard Samosir selaku Ketua Umum Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) menyambut gembira kerja sama yang dilakukan.
Ia menyebut, selama ini banyak pasien mengalami kendala akses ketika akan melakukan cuci darah, terutama pasien yang berada di luar daerah.
“Upaya peningkatan akses layanan dialysis juga informasi kesehatan secara menyeluruh sangat dibutuhkan pasien, aplikasi klikdialisis.com yang dapat membantu pasien dalam akses informasi layanan dialisis tentunya menjadi salah satu solusi dalam terbatasnya akses informasi mengenai Kesehatan ginjal di Indonesia”, kata Tony.
Tony menyatakan, saat ini jumlah penderita ginjal di Indonesia mengalami kenaikan pesat.
Namun, ia menyebut jumlah rumah sakit yang menerima layanan cuci darah masih konstan.
Hal ini yang menjadi tantangan baik pemerintah maupun swasta untuk menyediakan akses terbaik bagi pasien.
"Kami di komunitas ini biasanya saling sharing dan bertanya satu sama lain mengenai lokasi cuci darah. Nah, dengan adanya aplikasi ini, berbagai informasi mengenai tempat cuci darah tersedia, termasuk dari segi jarak, tarif, fasilitas dan dokter yang praktik," katanya.
Hari Ginjal Sedunia 2022 yang diperingati secara global mengangkat tema, “Ginjal Sehat untuk Semua: Menjembatani Kesenjangan Pengetahuan untuk Kesehatan Ginjal yang Lebih Baik”, mengajak seluruh pihak dalam berperan menjembatani akses informasi dan pengetahuan yang lebih baik untuk Kesehatan ginjal.
Berdasarkan laporan dari Indonesia Renal Registry tahun 2020 jumlah pasien dialisis aktif pada tahun tersebut berjumlah 130,931 pasien, terjadi penurunan pasien sebanyak lebih dari 50,000 pasien yang terjadi karena dampak dari meningkatknya mortalitas pasien pada saat pandemi covid 19,dan pasien baru tercatat 61,786 pasien di 2020.
Sebelum pandemi covid 19 peningkatan pasien berkisar di pertumbuhan 10- 12% setiap tahunnya , yang menempatkan penyakit ginjal kronis dalam peringkat lima besar beban pembiayaan Kesehatan pemerintah. (WK/*)