Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Buang Air Besar Berdarah karena Wasir atau Kanker Usus Besar? Ketahui Perbedaannya

Kanker kolorektal atau kanker usus besar-rektum terkadang didiagnosis pada orang yang telah mengabaikan pendarahan selama bertahun-tahun.

Editor: Content Writer
zoom-in Buang Air Besar Berdarah karena Wasir atau Kanker Usus Besar? Ketahui Perbedaannya
Istimewa
Meskipun sebagian besar penyebab pendarahan dubur adalah wasir, namun BAB berdarah tetap perlu diwaspadai dan ditangani, karena bisa juga pendarahan disebabkan oleh kondisi kanker atau prakanker. 

TRIBUNNEWS.COM - Mungkin menakutkan melihat darah di toilet atau saat membersihkan dubur setelah buang air besar. Kondisi ini dapat menjadi tanda adanya perdarahan di saluran pencernaan.

Meskipun sebagian besar penyebab pendarahan dubur adalah wasir, namun BAB berdarah tetap perlu diwaspadai dan ditangani, karena bisa juga pendarahan disebabkan oleh kondisi kanker atau prakanker, di mana polip prakanker berada di dekat ujung usus besar dan dapat meniru perdarahan dari wasir.

Berikut perbedaan antara Wasir dengan Kanker Usus Besar

Berikut perbedaan antara Wasir dengan Kanker Usus Besar

Berdasarkan data WHO tahun 2020, kanker usus besar adalah kanker terbanyak ke-4 di Indonesia, setelah kanker payudara, serviks, dan kanker paru.

“Kanker usus besar umumnya tidak bergejala pada stadium awal sehingga seringkali pasien datang sudah pada stadium lanjut. Itulah sebabnya deteksi dini kanker usus besar sangat penting terutama jika Anda memiliki faktor risiko," sebut Prof. Dr. Abdul Aziz Rani, Sp.PD-KGEH – Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi, Mayapada Hospital Jakarta Selatan

Deteksi Dini Kanker Usus Besar (Kanker Kolorektal)

“Deteksi dini kanker usus besar pada individu tanpa keluhan dapat dimulai pada usia 50 tahun ke atas jika tidak ada riwayat keluarga dengan kanker usus, sedangkan jika ada riwayat keluarga dengan kanker usus besar, maka deteksi dini dapat dimulai pada usia 40 tahun keatas," ujar dr. Hendra Nurjadin, Sp.PD, KGEH – Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterology dan Hepatology, Mayapada Hospital Tangerang.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut dr. Hendra menambahkan “Saat ini ada yang disebut Endoskopi Kapsul (Capsule Endoscopy) yaitu prosedur untuk mengambil gambar saluran pencernaan dengan cara menelan kamera nirkabel kecil yang berada di dalam kapsul seukuran vitamin yang biasa diminum."

"Saat kapsul berjalan melalui saluran pencernaan, kamera mengambil ribuan gambar yang ditransmisikan ke perekam yang dikenakan di ikat pinggang. Endoskopi kapsul membantu dokter melihat bagian dalam saluran pencernaan mulai dari kerongkongan, lambung, usus halus sampai usus besar, termasuk area yang tidak mudah dijangkau dengan prosedur endoskopi konvensional," jelasnya.

Kolonoskopi adalah pemeriksaan usus besar dengan alat endoskopi yang berbentuk seperti selang dengan kamera di ujungnya yang dimasukan ke dalam usus besar melalui lubang dubur.

Pemeriksaan ini paling sensitif untuk mendeteksi adanya kelainan, seperti polip atau benjolan kecil pada usus besar.

“Pemeriksaan kolonoskopi adalah gold standard untuk pemeriksaan skrining kanker usus besar karena kemampuannya untuk melihat seluruh usus besar dan mendeteksi serta menghilangkan polip selama prosedur yang sama berlangsung. Ini adalah tes yang paling cocok untuk individu yang memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga atau kerabat dekat yang sudah menderita kanker usus besar," sebut dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH – Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi, Mayapada Hospital Kuningan.

Lantas siapa saja yang memiliki faktor risiko kanker usus besar perlu melakukan deteksi dini?

Berikut mereka yang memiliki faktor risiko dan perlu melakukan deteksi dini serta pemantauan rutin:

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas