Guru PAUD Bisa Berperan sebagai Penyambung Edukasi Gizi untuk Orangtua
Pencegahan stunting harus dimulai dari lingkungan keluarga namun sayangnya kesadaran orangtua akan kebutuhan gizi anak pada umumnya masih rendah.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
![Guru PAUD Bisa Berperan sebagai Penyambung Edukasi Gizi untuk Orangtua](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menuju-kota-bebas-stunting-di-kota-batam_20211103_214538.jpg)
“Stunting tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahap yang dapat dilihat dan dideteksi secara dini.
Pasti ada growth falteringnya atau indikasi gagal tumbuh terlebih dahulu, dan usia paling sering terjadi ada pada usia 3 sampai 18 atau 24 bulan” ujar dokter spesialis anak ini.
Cut Nurul berharap banyak terhadap PAUD dapat menjadi agen pendeteksi dini kondisi anak, terutama gizi anak.
“PAUD harus memperhatikan komposisi menu makan siang untuk muridnya, wajib mengandung beberapa unsur yakni karbohidrat, lemak, protein dan sayur dalam jumlah secukupnya.
Protein terbaik untuk tumbuh kembang anak adalah susu, tapi ingat bukan susu kental manis. Susu adalah alternatif sumber protein hewani yang bisa diberikan untuk anak, untuk mengantisipasi keterpenuhan protein anak. Ada anak yang susah makan telur, makan daging atau protein lainnya, maka untuk mencukupi kebutuhan proteinnya sebaikyna diberikan susu fortifikasi,” jelas Cut Nurul.
Prof Dr Ir Netti Herawati, M.Si, Ahli Gizi dan Praktisi Pendidikan mengatakan, aksi kolaborasi seluruh pihak dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi anak ini dilakukan melihat PAUD adalah elemen penting yang dapat menjembatani antara orangtua dan anak.
"Selain itu, PAUD juga berperan sebagai lingkungan terdekat kedua bagi anak selain rumah atau keluarga, sehingga dari sinilah PAUD menjadi tempat tepat tanamkan pemahaman tentang makanan dan minuman yang bergizi untuk anak," katanya.