Vaksin Kanker Serviks Diberikan Gratis bagi Perempuan Usia 12 ke Atas, Ini Manfaat dan Keamanannya
Vaksin Kanker Serviks diberikan gratis mulai tahun 2022 bagi perempuan usia 12 ke atas, ini manfaat dan keamanan vaksin Human Papillomavirus (HPV).
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Vaksin Kanker Serviks atau Human Papillomavirus (HPV) akan wajib diberikan bagi perempuan usia 12 tahun ke atas dimulai tahun 2022.
Pemberian vaksin HPV merupakan tindakan preventif dan promotif untuk mencegah perempuan dari kanker serviks, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
"Karena memang kita mau melakukan itu tindakan yang terkait preventif dan promotif. Seperti Covid-19, kalau kita sakit biayanya puluhan juta masuk Rumah Sakit, tapi kalau kita cegah preventif pakai masker minum vitamin itu kan jauh lebih murah," kata Menkes saat ditemui Tribunnews di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (19/4/2022).
"Jadi vaksinasi itu kan sifatnya mencegah bukan mengobati orang sakit," lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, kanker serviks adalah penyakit yang paling banyak merenggut nyawa perempuan Indonesia.
Saat ini, prevalensi kanker serviks di Indonesia masih cukup tinggi.
Berdasarkan data Kemenkes per 31 Januari 2019, terdapat kasus kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
Menkes menyatakan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) akan diberikan gratis kepada masyarakat, baik tua maupun muda.
Hal tersebut dikarenakan vaksin HPV merupakan program dari pemerintah.
"(Vaksin HPV) gratis dibiayai oleh negara. Semua program dari pemerintah tidak usah bayar," ujarnya.
Selain vaksin HPV, Menkes mengatakan pemerintah juga tengah menyiapkan program vaksin lainnya. Diantaranya seperti vaksin PCV dan Pneumonia.
"Kita nanti akan banyak, (bukan) HPV aja kan, PCV dan penomia juga," ujarnya.
Baca juga: 4 Informasi Penting Vaksin Kanker Serviks Gratis untuk Perempuan dan Cara Mendapatkannya
Penyebab Kanker Serviks
Gaya hidup yang kurang sehat dapat menjadi pemicu meningkatnya jumlah penderita kanker serviks, dikutip dari BPJS Kesehatan.
Kebiasaan merokok, kurang mengkonsumsi vitamin C, vitamin E ,dan asam folat juga dapat menjadi pemicu berkembangnya virus HPV.
Dengan mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat sehingga mampu mengusir virus HPV.
- Tahap Awal
Pada tahap awal kanker serviks sering tidak terdeteksi sama sekali kecuali terjadi infeksi dengan tanda seperti keputihan.
Bisa juga diketahui setelah terjadi pendarahan vagina di luar masa menstruasi, keluhan sakit pendarahan setelah berhubungan intim dan infeksi saluran pada kandung kemih.
- Tahap Lanjut
Pada stadium lanjut mengakibatkan rasa sakit pada panggul, pendarahan, nafsu makan hilang, berat badan menurun, anemia karena pendarahan.
Proses terjadinya kanker serviks membutuhkan waktu yang lama yaitu antara 10 hingga 20 tahun setelah terinfeksi HPV.
Sehingga wajar saja, pada tahap awal perkembangannya, kanker serviks sulit dideteksi.
Untuk itu, perempuan disarankan untuk melakukan papsmear minimal dua tahun sekali dan melalukan tes IVA (inspeksi visual dengan asam asetat).
Upaya Pemerintah
Program nasional pencegahan kanker leher rahim yang sudah dilaksanakan sejak 2016 adalah dengan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA.
Pencegahan kanker leher rahim akan semakin efektif jika dibarengi dengan melakukan upaya proteksi spesifik dengan memberikan vaksin HPV.
Berikut ini informasi seputar Vaksin Kanker Serviks, dikutip dari laman Kemenkes.
Manfaat Vaksin Kanker Serviks (HPV)
Hasil penelitian selama 14 tahun menunjukkan setelah mendapat imunisasi HPV penerima vaksin masih terproteksi 100% terhadap HPV tipe 16 dan 18 sehingga tidak diperlukan imunisasi ulang (booster).
Vaksin Kanker Serviks (HPV) merupakan pencegahan primer kanker serviks dimana tingkat keberhasilannya dapat mencapai 100%, jika diberikan sebanyak 2 kali pada kelompok umur wanita naif atau wanita yang belum pernah terinfeksi HPV yaitu pada populasi anak perempuan umur 9-13 tahun yang merupakan usia sekolah dasar.
Baca juga: Kenali Faktor Risikonya, Kanker Serviks Bisa Dicegah
Pelaksanaan Vaksin Kanker Serviks (HPV) di Indonesia
Sejak 2016, Pemerintah merencanakan penambahan vaksin baru ke dalam program imunisasi nasional yaitu vaksin HPV dengan pemberian imunisasi HPV kepada siswi perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI dan sederajat baik negeri maupun swasta melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Pelaksanaan vaksin Kanker Serviks 2016 lalu telah dilakukan di Provinsi DKI Jakarta mulai bulan Oktober 2016 dan dua kabupaten di provinsi DIY yaitu kabupaten Kulonprogo dan Gunung Kidul pada 2017.
Pelaksanaan imunisasi HPV dalam Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di DKI Jakarta sudah mendapatkan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization).
Baca juga: Perempuan Berisiko Terkena Kanker Serviks, Bagaimana Meminimalisir Penularannya?
Keamanan vaksin HPV
Sejak pertama kali mendapat izin edar pada tahun 2006, lebih dari 200 juta dosis vaksin HPV telah dipakai di seluruh dunia.
WHO merekomendasikan agar vaksin HPV masuk dalam program imunisasi nasional.
Badan WHO yaitu Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) mengumpulkan data post marketing surveilans dari Amerika Serikat, Australia, Jepang dan dari manufaktur.
Data dikumpulkan dari tahun 2006, sejak pertama kali vaksin HPV diluncurkan sampai tahun 2014.
Pada tanggal 12 Maret 2014, GACVS menyatakan tidak menemukan isu keamanan yang dapat merubah rekomendasi vaksinasi HPV.
Center for Disease Control and Prevention ( US CDC) yang memantau keamanan pasca-lisensi dari Juni 2006 hingga Maret 2013 menunjukkan tidak ada masalah keamanan vaksin HPV.
Atas dasar hasil ini, di Amerika Serikat, vaksin HPV tetap direkomendasikan dan digunakan sebagai vaksinasi rutin.
Vaksin Kanker Serviks (HPV) Tidak Menyebabkan Kemandulan atau Menopause Dini
Premature Ovarian Failure (POF) atau Primary Ovarian Insufficiency (POI) adalah istilah yang digunakan oleh praktisi medis ketika ovarium seorang wanita berhenti bekerja normal sebelum dia berusia 40 tahun.
Hal ini jarang terjadi pada remaja.
Sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan kejadian POF ini dengan penggunaan vaksin HPV.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti/Larasati Dyah Utami)
Artikel lain terkait Vaksin Kanker Serviks