Apakah Vaksin Hepatitis A dan B Mampu Lindungi Anak dari Hepatitis Akut?
Kemenkes sendiri telah memasukkan vaksin hepatitis A dan B, ke dalam vaksin yang wajib diberikan kepada anak.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit hepatitis akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia. Tiga anak di Jakarta dilaporkan meninggal dunia.
Sampai saat ini penyebab pasti penyakit misterius ini terus diinvestigasi.
Lantas, apakah vaksin Hepatitis A dan B yang tersedia mampu mencegahnya?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri telah memasukkan vaksin hepatitis A dan B, ke dalam vaksin yang wajib diberikan kepada anak.
Baca juga: Diduga Menular Lewat Saluran Cerna dan Pernafasan, Ini Gejala dan Cara Mencegah Hepatitis Akut
Vaksin Hepatitis B diberikan pada usia 0 bulan, lalu dilanjut usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
Lalu, hepatitis A pada usia 1 tahun yang kemudian diulang pada usia 6-12 tahun.
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Muzal Kadim mengatakan, vaksin hepatitis A, B, C dan E, belum diketahui pasti efektivitasnya terhadap hepatitis baru ini.
Meski demikian, anak-anak yang baru lahir diharapkan tetap menerima vaksinasi Hepatitis yang tersedia sesuai jadwal.
Baca juga: IDAI: Penyakit Hepatitis Akut Berat pada Anak Tidak Terkait Vaksin Covid-19
"Baru vaksin itu untuk Hepatitis yakni A dan B. Kemudian untuk hepatitis C dan E itu belum apalagi kalau sekarang ini yang belum diketahui vaksinnya juga belum diketahui," kata dia dalam konferensi pers virtual, Sabtu (7/5/2022).
Ia mengatakan, WHO masih menyikirkan penyebab hepatitis akut ini disebabkan oleh virus hepatitis A,B,C, dan E.
"Jadi masih dicari terus penyebab pastinya," imbuhnya.
Cara Mencegahnya
Dokter Muzal memaparkan, penyakit hepatitis akut berat ini sebagian besar ditularkan oleh oral, lewat saluran cerna, mulut, tangan yang terkontaminasi dengan virus.
Kemudian masuk ke dalam mulut atau lewat alat-alat makanan atau lewat makanan sendiri atau air.
"Jadi sebagian besar itu dan ada sebagian lagi yang masih diduga itu ditularkan droplet atau percikkan. Sampai saat ini atau yang paling baik yang bisa dilakukan adalah pencegahan untuk pencegahan melalui oral seperti cuci tangan kebersihan dari makanan dan sanitasi," pesannya.
Kemudian juga mencegah pada kasus-kasus yang ada gejalanya muntah, diare, sakit perut untuk menghindari kontak lewat tangan yang masuk dalam oral tersebut.
Juga protokol kesehatan Covid-19 seperti pakai masker, jaga jarak itu untuk mengurangi resiko Covid-19 juga penularan lewat droplet walaupun ini masih dugaan.