Penyebab Hepatitis Akut pada Anak, Diduga Disebabkan Beberapa Virus
Dokter spesialis anak menyebutkan beberapa dugaan penyebab hepatitis akut yang terjadi pada anak-anak.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Hanifah menyebutkan secara umum gejala awal penyakit hepatitis akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan.
Baca juga: Mengenal Hepatitis Akut: Gejala, Mengapa Termasuk KLB, dan Hipotesis WHO saat Ini
Baca juga: Penularan Hepatitis Akut Diduga Lewat Saluran Cerna
Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.
Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, kata Hanifah, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.
"Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan."
"Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat."
"Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil," ungkap Hanifah.
Tanya Jawab soal Hepatitis Akut
Dikutip dari laman Kemenkes, berikut tanya jawab terkait penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya:
1. Apa saja gejala yang dialami?
Gejala yang dialami meliputi sindrom jaundice akut (air kencing berwarna gelap, feses/tinja pucat, kuning pada sklera mata dan kulit, lemas, nyeri sendi/otot), diare, mual, muntah, dan nyeri di bagian perut.
2. Siapa saja yang terinfeksi?
Dari kasus yang dilaporkan terjadi pada anak-anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun.
3. Di mana saja kasus ini sudah dilaporkan?
Pada 21 April 2022, sebanyak 169 kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui etiologinya telah dilaporkan dari 11 negara, yaitu Inggris Raya termasuk Irlandia Utara (114 kasus), Spanyol (13 kasus), Israel (12 kasus), Amerika Serikat (9 kasus), Denmark (6 kasus), Irlandia (<5 kasus), Belanda (4 kasus), Italia (4 kasus), Norwegia (2 kasus), Perancis (2 kasus), Rumania (1 kasus), dan Belgia (1 kasus).