Penggunaan Paracetamol Tak Berkaitan dengan Penyebab Hepatitis Akut pada Anak
Penggunaan paracetamol dengan dosis yang sesuai tidak memiliki kaitan sebagai penyebab hepatitis akut berat.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penggunaan paracetamol dengan dosis yang sesuai tidak memiliki kaitan sebagai penyebab hepatitis akut berat.
Sampai saat ini penelitian penyebab penyakit yang menyerang anak-anak ini terus diselidiki.
"Deteksi paracetamol dihubungkan dengan penggunaan terapeutik yang sesuai, sejauh ini tidak menimbulkan kekhawatirkan sebagai penyebab hepatitis akut berat," ujar Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Hanifah Oswari, SpA(K), dalam webinar FKUI, Kamis (12/5/2022).
Baca juga: BPOM Temukan 6 Merek Kopi Kemasan yang Mengandung Paracetamol dan Sildenafil, Ini Efek Sampingnya
Baca juga: Peneliti Jepang Temukan Dugaan Korelasi Antara Varian Omicron dan Kasus Hepatitis Akut Pada Anak
Dirinya mengungkapkan, investigasi toksikologi (ilmu terkait ikhwal racun) terus menunjukan tidak ada temuan positif mengenai hal tersebut.
Ia mengatakan, orangtua tidak perlu khawatir jika anak harus meminum paracetamol selama sesuai dosis dan tidak berlebihan.
"Jadi anak-anak yang membutuhkan obat demam dapat tetap digunakan parasetamol atau dosisnya betul," imbuhnya.
Dokter Hanifah memaparkan, berdasarkan UK Health Security per 6 Mei 2022, ada empat faktor risiko penyebab hepatitis akut berat yang diungkap. Namun, keempatnya belum memiliki bukti yang kuat.
Seperti, peliharaan anjing di rumah tapi ini belum tentu berhubungan dengan hepatitis akut.
"Sedang diselidiki kan belum ada bukti kuat," kata dia.
Juga penularan karena perjalanan internasional. Laporan yang ada, sejauh ini baru ada 2 kasus epi-linked (Hepatitis akut (nonhepatitis A-E) yang dilaporkan.
Kemudian, tidak ada hubungan dengan immunosupresan atau obat yang digunakan untuk menekan kerja sistem kekebalan tubuh.
Serta belum ada bukti, hepatitis akut berat ini berhubungan dengan vaksin karena jumlah persen di balita 56 persen antara 3 sampai 5 tahun belum mendapatkan vaksin Covid-19.
"Jadi secara khusus belum ada bukti bahwa ini berhubungan dengan vaksin Covid-19," tegas dokter Hanifah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.