Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Studi di Inggris Klaim dapat Mengidentifikasi 'Tersangka Utama' Hepatitis Akut

Easterbrook menyampaikan tak satupun dari sampel hati di Inggris menunjukkan ciri khas yang mungkin terkait dengan peradangan hati karena adenovirus

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Studi di Inggris Klaim dapat Mengidentifikasi 'Tersangka Utama' Hepatitis Akut
Salamanca Press
Penyebab munculnya penyakit hepatitis akut seperti terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia hingga kini masih misterius. Di Amerika Serikat, telah dilakukan identifikasi terhadap 5 pasien anak dengan hepatitis (radang hati) yang tidak diketahui penyebabnya di sebuah rumah sakit di Alabama pada Oktober 2021. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah mengganti Penasihat Kesehatan mereka pada 11 Mei lalu terkait penyelidikan terhadap wabah hepatitis akut yang menyerang kelompok anak-anak di seluruh dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan studi kasus-kontrol yang akan selesai pada pekan ini harus memberikan kejelasan lebih lanjut jika benar bahwa adenovirus atau virus corona (Covid-19) terkait secara kausal dengan kondisi misterius tersebut.

"Pada 5 Mei 2022, CDC dan mitra negara bagian sedang menyelidiki 109 anak-anak dengan hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya di 25 negara bagian dan teritori, lebih dari setengahnya telah dites positif adenovirus dengan lebih dari 90 persen dirawat di rumah sakit, 14 persen dengan transplantasi hati, dan 5 kematian dalam penyelidikan," kata CDC AS.

Menurut laporan Medical Xpress, sekitar 18 persen kasus di seluruh dunia secara aktif juga dinyatakan positif Covid-19.

"Fokus besar selama pekan depan adalah melihat pengujian serologis untuk paparan sebelumnya dan infeksi Covid-19," kata Philippa Easterbrook dari program hepatitis global WHO dalam konferensi pers.

Dikutip dari laman Fox News, Selasa (17/5/2022), Easterbrook menyampaikan bahwa dalam sepekan, Inggris akan memiliki data pada studi kasus kontrol yang membandingkan apakah tingkat deteksi adenovirus pada anak-anak yang menderita hepatitis berbeda dari anak-anak lain yang dirawat di rumah sakit namun tidak memiliki penyakit hati.

Baca juga: Wantimpres Sambangi Wisma Atlet Kemayoran dan RSCM Pantau Perkembangan Covid-19 dan Kasus Hepatitis

Berita Rekomendasi

"Itu akan sangat membantu mempertajam apakah adenovirus hanya infeksi insidental yang telah terdeteksi atau ada hubungan sebab akibat. Saat ini, hipotesis utama tetap melibatkan adenovirus, dengan masih mempertimbangkan peran Covid-19 juga, baik sebagai koinfeksi atau infeksi masa lalu," jelas Easterbrook.

Ia kemudian menambahkan bahwa pertanyaan mendasarnya adalah apakah ada pola karakteristik patologi hati pada pasien ini.

"Pola seperti itu mungkin terlihat pada stadium lanjut saat transplantasi hati dilakukan, atau kemungkinan lebih awal sebelum terjadi kerusakan hati parah, mengaburkan pola karakteristik sebelumnya," papar Profesor Klinis Kedokteran di Dartmouth Geisel School of Medicine, Dr. Daniel Lucey.

Jika pola patologi hati seperti itu telah ditemukan, kata dia, maka itu dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi etiologi hepatitis.

"Atau setidaknya berfungsi untuk memberikan pemersatu sindrom klinis-patologis sesegera mungkin," jelas Dr. Lucey.

Di sisi lain, Easterbrook menyampaikan bahwa tidak ada satu pun dari sampel hati di Inggris menunjukkan ciri khas yang mungkin terkait dengan peradangan hati karena adenovirus.

"Namun kami masih menunggu pemeriksaan biopsi lebih lanjut," tegas Easterbrook.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas