Transplantasi Hati Pasien Hepatitis Akut Sangat Rumit, Butuh Waktu Satu Bulan
Direktur RSCM Jakarta, Lies Dina Liastuti mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum pernah melakukan transplantasi hati pada pasien hepatitis akut.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Lies Dina Liastuti mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum pernah melakukan proses transplantasi hati pada pasien hepatitis akut.
Diakuinya, tata laksana transplantasi hati pada kasus hepatitis akut ini rumit.
"Transplantasi hati merupakan suatu tata laksana operasi yang sangat rumit, memerlukan keahlian dari berbagai disiplin ilmu yang menjadi satu dalam satu tim.
RSCM sudah melakukan, sudah beberapa tahun, sudah memberikan pelayanan pada bayi-bayi maupun pada orang dewasa. Tapi bukan kasus-kasu yang akut seperti sekarang.
Baca juga: Update Hepatitis Akut di Indonesia, 4 Orang Bergejala Dinyatakan Sembuh hingga Sebaran di Indonesia
Baca juga: Mengenal Klasifikasi Kasus Hepatitis Akut
Kita lakukan yang terencana, donor hatinya kita siapkan dan sebagainya itu sudah ada," ujarnya, Rabu(18/5/2022)
Lies memaparkan, tidak mudah mendapatkan pendonor organ hati dalam waktu singkat.
Biasanya, dalam transplantasi hati bayi terencana, ibu atau bapak pasien bisa menjadi pendonornya dengan sukarela.
Namun, jika dalam hepatitis akut ini orang tua sebagai pendonor harus mengikuti serangkaian persiapan.
Kemudian juga terkait peralatan dan ruang operasi yang harus disiapkan lebih detail.
Untuk itu, RSCM tengah menyusun pedoman terkait tata laksana transplantasi hati yang bisa menjadi acuan RS lain untuk bisa melakukan proses yang sama.
"Kita sudah selesai menyusun pedomannya dan kita akan minta menetapan dari kemenkes. Sehingga bisa disosialisasikan seandainya ada RS lain yang akan melakukan transplantasi hati selain RSCM," kata dia.
Ditambahkan, Tim dokter RSCM Dr dr Hanifah Oswari, SpA(K) jika transplantasi hati yang bukan akut maka persiapan memakan waktu satu bulan.
Sementara keadaan darurat, persiapan dilakukan dalam hitungan hari.
Adapun persiapan yang dilakukan mulai dari peralatan, ruang operasi, pendonor organ hati, dan pendukung lain seperti laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
Serta tim dokter dan ahli yang diterjunkan harus lengkap. Mulai dari dokter spesialis anak, penyakit dalam, maupun dokter bedah, serta ahli di dari luar negeri.
"Kalau itu bukan kasus akut kita punya waktu satu bulan untuk persiapkan. Tapi kalau dalam akut ini, ada beberapa hal berbeda, kita hitung dalam hitungan hari," ujarnya yang juga anggota IDAI ini.