Vaksin Smalfoxy Masih Efektif Sebagai Proteksi Monkeypox
Dicky Budiman menyebutkan walau risiko penularan Monkeypox tidak seperti Covid-19, bukan berarti tidak ada kemungkinan peningkatan kasus.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebutkan walau risiko penularan Monkeypox tidak seperti Covid-19, bukan berarti tidak ada kemungkinan peningkatan kasus.
"Kalau durasi interaksi antar manusia erat kontaknya, maka berisiko juga meningkat. Misalnya tidur dalam satu ruangan, satu tempat tidur, padahal dia sakit," ungkapnya pada Tribunnews, Sabtu (21/5/2022).
Begitu pula jika orang yang terinfeksi satu rumah atau makan dan minum dalam satu tempat yang sama.
Situasi ini mengingatkan pada setiap orang untuk berprilaku bersih dan sehat.
"Kita harus mengubah perilaku. Kemudian kita juga melihat bahwa dalam kasus ini tentu skrinning di pintu masuk negara, terutama negara dengan kasus ini penting sekali dilakukan," tegasnya.
Baca juga: Cacar Monyet di Spanyol Capai 30 Kasus, Pemerintah Tutup Sauna yang Jadi Tempat Penularan
Baca juga: Penyakit Cacar Monyet Meluas di Eropa, Belum Ada Pengetatan Pintu Masuk Penerbangan Internasional
Baca juga: Dokter di Inggris Khawatir Dampak Monkeypox terhadap Kesehatan Seksual
Di sisi lain ada kabar baik terkait penyakit ini. Yaitu vaksin Smalfoxy terbilang cukup efektif melindungi walau tidak sampai 100 persen.
"Tapi di atas 70 persen efektifitasnya dalam memberikan proteksi terhadap Monkeypox ini. Bagi para pelaku perjalanan, diplomat, atau khusus ke daerah Afrika, terutama di Kongo misalnya penting untuk menggunakan vaksin Smalfoxy sebagai proteksi," paparnya lagi.
Penggunaan vaksin ini dengan tujuan agar tidak terpapar atau membawa virus Monkeypox.
Baca juga: Kementerian Kesehatan: Kasus Cacar Monyet Belum Masuk ke Indonesia
Selain itu Dicky juga melihat bahwa dengan adanya kasus Monkeypox yang mewabah di Eropa, terutama dari Afrika Tengah, fatality rate bisa saja menjadi 10 persen.
Namun untuk saat ini, fatality rate Monkeypox yang terdeteksi di Eropa kurang lebih dari 1-4 persen.
Hanya saja dengan jumlah penduduk Indonesia, angka ini tentu terhitung cukup besar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.