CDC AS Keluarkan Peringatan Level 2 bagi Pelancong Soal Monkeypox
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan peringatan terkait cacar monyet (Monkeypox) kepada pelancong
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ATLANTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan peringatan terkait cacar monyet (Monkeypox) kepada para pelancong.
Peringatan ini dikeluarkan setelah kasus dilaporkan terjadi di Amerika Utara, Eropa dan Australia.
Dikutip dari laman The Washington Post, Jumat (27/5/2022), peringatan Level 2 ini mendesak mereka yang hendak bepergian untuk meningkatkan kewaspadaan.
Baca juga: Capai 55 Kasus, Spanyol Putuskan akan Beli Vaksin Monkeypox
Meskipun lembaga tersebut mengatakan bahwa potensi risiko penularan bagi masyarakat umum saat ini masih tergolong rendah.
Sebelumnya, kasus penyakit langka yang dikonfirmasi ini telah ditemukan di negara-negara seperti AS, Kanada, Australia, Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda dan Israel.
"Tidak satupun dari orang-orang ini yang melaporkan bahwa mereka baru-baru ini berada di negara-negara Afrika Tengah atau Barat, di mana Monkeypox biasanya terjadi, termasuk Republik Demokratik Kongo dan Nigeria," kata peringatan CDC AS.
CDC kemudian memperingatkan para pelancong untuk menghindari kontak erat dengan orang sakit maupun hewan liar seperti mamalia kecil dan primata yang hidup maupun mati.
Pelancong juga tidak disarankan untuk menyiapkan atau mengkonsumsi daging buruan liar.
Lembaga tersebut kembali mengimbau agar para pelancong menahan diri untuk tidak menggunakan produk, seperti krim, bedak, dan losion yang terbuat dari hewan liar Afrika.
Baca juga: CDC Terus Fokus Selidiki Peningkatan Kasus Hepatitis Akut pada Anak
Peringatan itu juga menekankan kepada pelancong untuk menghindari kontak dengan bahan yang digunakan oleh orang sakit atau hewan.
Monkeypox dapat menyebabkan gejala termasuk sakit kepala, nyeri otot dan demam, bersamaan dengan munculnya lesi pada tubuh.
Menurut CDC AS, penyakit ini berlangsung sekitar 2 hingga 4 minggu, dan infeksinya biasanya timbul melalui kontak dengan lesi kulit atau cairan tubuh orang maupun hewan yang telah terinfeksi.
Orang juga dapat terinfeksi melalui kontak dengan bahan yang terkontaminasi.