Ahli Sarankan Indonesia Persiapkan Opsi Karantina Hadapi Monkeypox
Literatur menunjukkan bahwa di tahun 2014 virus Monkeypox stabil sekali di lingkungan
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Potensi sebaran Monkeypox memang semakin jelas. Situasi ini ditambah dengan kemampuan deteksi dini yang belum merata.
Ini yang membuat akhirnya potensi penularan persebaran dari Monkeypox cukup sulit dihindari.
Menurut Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman, situasi ini mendorong Indonesia melakukan deteksi.
"Walau pun di tengah penambahan mendekati 700 kasus dari 28 negara, kita melihat kemampuan persebaran masih berada di bawah Covid-19," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Kasus Monkeypox Pertama di Hungaria Dikonfirmasi pada Seorang Pria Berusia 38 Tahun
Namun literatur menunjukkan bahwa di tahun 2014 virus Monkeypox stabil sekali di lingkungan dan juga dapat bertahan 90 jam.
Menggunakan mekanisme penularan droplet, aerosol atau dari permukaan barang yang disentuh atau dimiliki penderita.
"Ini tentu menjadi catatan kita dan kewaspadaan meskipun tidak berpotensi menjadi pandemi, tapi sebagai penyakit yang tadi endemi bisa menjadi epidemi itu sangat jelas," tegas Dicky.
Baca juga: Ahli Sebut Monkeypox Ada Kemungkinan Bisa Jadi Epidemi
Terakhir Thailand sudah melaporkan kasus pertamanya dari pelaku perjalanan transit. Ini menunjukkan perlunya penguatan pintu masuk. Salah satu upaya dengan skrinning.
"Juga opsi karantina harus disiapkan dalam konteks Mongkeypox, ini bisa dalam 21 hari. Ini sudah harus siap di bandara internasional dan terbuka untuk umum," papar Dicky lagi.