Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Laporan Terbaru WHO: Penyakit Cacar Monyet Menyerang 30 Negara dengan 550 Kasus

WHO menemukan lebih dari 550 kasus cacar monyet (Monkeypox) di seluruh dunia.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Laporan Terbaru WHO: Penyakit Cacar Monyet Menyerang 30 Negara dengan 550 Kasus
straitstime.com
Kasus cacar monyet kini ditemukan di 30 negara berdasar laporan terbaru WHO. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan lebih dari 550 kasus cacar monyet (monkeypox) di seluruh dunia.

"Kami sebenarnya memiliki hitungan lebih dari 550 kasus yang dikonfirmasi di 30 negara di empat dari enam wilayah WHO. Apa yang kita lihat sekarang benar-benar sangat berbeda," kata Manajer Teknis WHO untuk Monkeypox, Rosamund Lewis, Selasa kemarin.

"Dalam beberapa minggu, kami melihat lebih dari 500 kasus, ini berbeda, ini belum pernah terlihat sebelumnya," tegas Lewis.

Dikutip dari CNN, Rabu (1/6/2022), dalam pembaharuan data selama akhir pekan, WHO menyampaikan bahwa pada Kamis lalu pihaknya telah menerima laporan dari 257 kasus Monkeypox yang dikonfirmasi dan sekitar 120 kasus yang dicurigai di 23 negara di mana virus tersebut tidak menjadi endemik.

Baca juga: Nigeria Laporkan 21 Kasus Cacar Monyet di Tahun 2022, Satu Orang Meninggal

Lewis menyebut WHO belum mengetahui sumber wabah dan meminta negara-negara untuk mengambil keuntungan dari 'celah yang ada' bahwa virus ini masih dapat dicegah agar tidak menjadi wabah yang lebih besar.

WHO mengingatkan dalam pengarahan akhir pekannya bahwa tingkat risiko kesehatan masyarakat global kini berada dalam kategori sedang.

Baca juga: Spanyol Laporkan 84 Kasus Cacar Monyet, Tertinggi di Eropa

Berita Rekomendasi

"Ini adalah pertama kalinya kasus Monkeypox dilaporkan secara bersamaan di wilayah geografis WHO yang sangat berbeda, dan tanpa hubungan epidemiologis yang diketahui antara negara-negara non-endemik dengan negara endemik di Afrika Barat atau Tengah," papar Lewis.

Dia menekankan, risiko kesehatan masyarakat bisa menjadi tinggi jika virus ini memanfaatkan kesempatan untuk memantapkan dirinya sebagai patogen manusia dan menyebar ke kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah seperti anak kecil dan orang yang mengalami gangguan kekebalan (immunocompromised).

Baca juga: Cacar Monyet Termasuk Penyakit Zoonosis, Apa Maksudnya?

WHO mendesak penyedia layanan kesehatan di berbagai negara untuk memperhatikan secara cermat kemungkinan gejala yang muncul seperti ruam, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot dan kelelahan.

Penyedia layanan kesehatan juga diminta untuk menawarkan pengujian kepada siapapun yang memiliki gejala tersebut.

Selama konferensi pers pada Senin lalu, Lewis mengaku pihaknya tidak merasa khawatir dengan adanya Monkeypox.

"Kami tidak khawatir dengan pandemi global dari Monkeypox saat ini. Virus ini bukan hal baru, namun WHO akan bertemu pada minggu ini untuk menetapkan agenda dan prioritas penelitian untuk virus tersebut."

"(Virus) itu sudah ada sebelumnya dan kami memiliki dasar pengetahuan yang dapat kami kembangkan, namun masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab," pungkas Lewis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas