Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Epidemiolog Jelaskan Alasan Virus Hendra Lebih Berbahaya daripada Covid-19

Epidemiolog UNAIR Laura Navika Yamani SSi MSi PhD menyebutkan, virus Hendra lebih mematikan dibanding virus Covid-19.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Epidemiolog Jelaskan Alasan Virus Hendra Lebih Berbahaya daripada Covid-19
AFP
ILUSTRASI virus mematikan dan petugas medis. 16 Penyakit yang Berpotensi Jadi Pandemi Selanjutnya, Termasuk Nipah, Virus Hendra hingga Ebola 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA --Epidemiolog Universitas Airlangga (UNAIR) Laura Navika Yamani SSi MSi PhD menyebutkan, virus Hendra lebih mematikan dibanding virus Covid-19.

“Fatality rate atau tingkat kematiannya lebih tinggi. Jika Covid-19 pada tingkat 3-4 persen, virus Hendra berada pada tingkat 50 persen kematian,” sebutnya dikutip Kamis (2/6/2022).

Baca juga: Pakar UEA: Vaksin Cacar Tawarkan 85 Persen Perlindungan terhadap Virus Monkeypox

Meski mematikan, virus bernama ilmiah Hendra henipavirus ini umumnya masih jarang ditemukan pada manusia.

Berdasarkan data dari tahun 1994 hingga 2013 dilaporkan tujuh kematian manusia akibat virus ini.

Hewan kuda - Simak penjelasan mengenai virus hendra yang penularannya berasal dari kuda.
Hewan kuda - Simak penjelasan mengenai virus hendra yang penularannya berasal dari kuda. (freepik)

Laura menjelaskan, virus Hendra ditemukan tahun 1994 pada wabah penyakit di kawasan Hendra, Brisbane, Australia.

Virus yang bersumber dari kelelawar ini dapati menyerang sistem pernafasan dan neurologi pada hewan dan manusia.

Berita Rekomendasi

“Setelah ditelusuri, virus ini ternyata bersifat zoonosis yakni bisa berpindah dari host ke host, dari hewan ke manusia,” sebutnya.

Baca juga: Dikhawatirkan Jadi Pandemi, Virus Hendra Dapat Dicegah, Begini Caranya

Lebih lanjut, masuknya virus ini ke tubuh manusia biasanya diperantarai oleh hewan mamalia.

“Kalau dari kelelawar langsung ke manusia biasanya sulit, karena sifat host-nya berbeda. Lebih mudah masuk dari perantara sesama mamalia, dalam kasus ini kuda,” sebutnya.

Rusia menuduh Ukraina dan AS berkomplot menggunakan burung dan kelelawar yang bermigrasi untuk menyebarkan patogen.
Rusia menuduh Ukraina dan AS berkomplot menggunakan burung dan kelelawar yang bermigrasi untuk menyebarkan patogen. (RBTH/Legion Media)

Penularan virus Hendra dari kelelawar ke kuda menjadi wajar, karena faktanya kedua hewan memiliki habitat yang sama.

“Karena sifatnya menular melalui droplet, kelelawar pemakan buah yang memiliki habitat dengan kuda, dapat melakukan buang kotoran atau urine yang akhirnya bercampur dengan rumput yang menjadi makanan kuda. Sehingga rumput yang akan dimakan kuda, telah terkontaminasi dengan virus tersebut,” jelasnya.

Gejala Virus Hendra

Laura menyebut, virus Hendra bisa menular ke manusia melalui kontak erat, disertai tingkat higienitas yang rendah.

Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan gejala demam, batuk, sakit pada tenggorokan, ataupun ensefalitis atau radang otak.

Ilustrasi anak terserang gejala flu, batuk, pilek, dan demam.
Ilustrasi anak terserang gejala flu, batuk, pilek, dan demam. (Shutterstock)

Penyakit akibat virus ini dinyatakan sebagai kondisi endemis di Australia, yakni kondisi dengan jumlah terkendali namun dapat mengancam kesehatan masyarakat karena sewaktu-waktu bisa menyebabkan wabah.

Laura menyarankan, meski belum pernah ditemukan di Indonesia, sebaiknya dijadikan peringatan tersendiri.

“Mengingat Indonesia juga memiliki hewan ternak yang tidak sedikit, pemerintah juga harus menyadari dan mengawasi bagaimana surveillance-nya, bagaimana cara agar hewan termasuk kuda tidak terjangkit virus Hendra,” sebutnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas