Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Alasan Menu Protein Hewani Wajib Diberikan saat MPASI 

Dokter Anak dari RS Mayapada, Jakarta, dr. Kurniawan Satria Denta M.Sc. SpA, mengatakan, protein hewani penting dalam mencegah dan mengatasi stunting.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Alasan Menu Protein Hewani Wajib Diberikan saat MPASI 
Kompas.com
Makanan pendamping ASI (MPASI) sangat penting dihadirkan untuk tumbuh kembang bayi.Alasan Menu Protein Hewani Wajib Diberikan saat MPASI  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --  Dokter Anak dari RS Mayapada, Jakarta, dr. Kurniawan Satria Denta M.Sc. SpA, mengatakan, protein hewani penting dalam mencegah dan mengatasi stunting.

Meski demikian, semua zat gizi mulai dari karbohidrat, lemak, dan mikronutrien, semua tetap diperlukan.

"ASI adalah asupan bayi yang wajib diberikan setelah lahir, setelah MPASI, maka bayi harus diberikan gizi yang lengkap dan seimbang. Mulai MPASI, susu sebagai sumber protein hewani adalah pelengkap dan bisa dikombinasikan dengan Sumber protein hewani lainnya seperti adalah daging, ikan, atau telur," kata dia dalam kegiatan beberapa waktu lalu.

Baca juga: VIRAL Bayi Baru Lahir Diberi Makan Bubur Bayi, Ini Kriteria Pemberian MPASI Menurut Dokter Anak

Menurut Dokter Denta, prinsip pemberian MPASI adalah makanan dengan gizi lengkap dan seimbang. Jadi harus mengandung juga karbohidrat, lemak dan vitamin serta mineral. MPASI tidak bisa menu tunggal.

Misalnya hanya diberikan sayur atau buah saja. Tetap harus menu lengkap dengan tekstur yang disesuaikan usia anak.

Saat memasukiusia 6 bulan, anak perlu diberi makanan pendamping ASI (MPASI), selain konsumsi ASI.
Saat memasukiusia 6 bulan, anak perlu diberi makanan pendamping ASI (MPASI), selain konsumsi ASI. (Kompas.com)

Oleh karena itu ada makanan pendamping ASI yang sudah difortifikasi dengan kandungan gizi lebih lengkap.

BERITA REKOMENDASI

**Cegah stunting dengan susu dan telur dan susu**

Dokter Denta memaparkan, stunting merupakan kondisi kurang gizi yang sangat kronis dalam jangka panjang, bukan sekadar gangguan pertumbuhan.

Stunting adalah hasil dari asupan gizi yang tidak adekuat mencukupi dalam waktu lama atau kondisi status gizi buruk yang dibiarkan dalam waktu lama. Kalau gizi buruk biasanya berat badannya tidak bertambah, tetapi jika sudah stunting tinggi badannya pun ikut terpengaruh.

Ia menegaskan dampak yang paling jelas dari stunting ini selain secara fisik anak jadi pendek, kerusakan akibat stunting pun sudah sampai ke otaknya.

"Jadi sulit dipulihkan lagi. Akan lebih sulit dikejar daripada gangguan pertumbuhan atau gangguan status gizi yang lain," ujarnya.

Baca juga: Cegah Krisis Protein Hewani, Malaysia Larang Peternak Ekspor Daging Ayam, Berlaku 1 Juni


Jika selama hamil, asupan gizi dari ibu baik, maka bayi tidak mungkin kekurangan gizi. Setelah itu langsung diberikan ASI ekslusif 6 bulan, dilanjutkan MPASI. 

“Di tahap MPASI ini bisanya terjadi masa kritis, atau risiko kekurangan gizi. Kebutuhan nutrisi di usia 6 bulan selepas ASI ekslusif ini meningkat," imbuhnya.

Orangtua harus bisa memenuhi kebutuhan gizi karena ada gap yang lebar antara kebutuhan nutrisi dan kebutuhan kalori yang tidak bisa dipenuhi dengan ASI saja. 

"Jika gap tidak terpenuhi, maka tentu akan terjadi gangguan pertumbuhan, ganggun status gizi, dan bila dibiarkan saja tanpa intervensi, maka terjadilah stunting,” papar dr. Denta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas