Apa Itu Epilepsi? Berikut Penyebab, Gejala, hingga Macam-macam Epilepsi
Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, berikut penyebab, gejala, dan macam epilepsi.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan mengenai apa itu epilepsi, lengkap beserta penyebab, gejala, hingga macam-macam epilepsi.
Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal.
Dikutip dari Mayo Clinic, epilepsi menyebabkan kejang atau perilaku yang tidak biasa, dan terkadang kehilangan kesadaran.
Gejala kejang pada penderita dapat berbeda-beda.
Beberapa penderita epilepsi biasanya hanya menatap kosong selama beberapa detik selama kejang, sementara yang lain berulang kali menggerakkan lengan atau kaki mereka.
Baca juga: Mitos Atau Fakta, Penderita Epilepsi Tidak Boleh Menikah? Begini Penjelasan Dokter
Baca juga: Bukan Memasukkan Benda ke Mulut, Berikut Penanganan yang Tepat Saat Penderita Epilepsi Kejang
Penyebab Epilepsi
Dilansir Mayo Clinic, penyebab epilepsi sebagian besar tidak dapat diidentifikasi.
Namun, dalam beberapa kasus epilepsi disebabkan oleh beberapa faktor seperti berikut:
1. Pengaruh genetik
Beberapa jenis epilepsi, yang dikategorikan berdasarkan jenis kejang yang Anda alami atau bagian otak yang terpengaruh, diturunkan dalam keluarga.
Dalam kasus ini, kemungkinan ada pengaruh genetik.
Peneliti telah menghubungkan beberapa jenis epilepsi dengan gen tertentu, tetapi bagi kebanyakan orang, gen hanyalah bagian dari penyebab epilepsi.
Gen tertentu dapat membuat seseorang lebih sensitif terhadap kondisi lingkungan yang memicu kejang.
2. Trauma kepala
Trauma kepala akibat kecelakaan mobil atau cedera traumatis lainnya dapat menyebabkan epilepsi.
3. Kondisi otak
Kondisi yang menyebabkan kerusakan pada otak, termasuk tumor otak atau malformasi vaskular seperti malformasi arteriovenosa (AVM) dan malformasi kavernosa, dapat menyebabkan epilepsi.
Selain itu, stroke juga dapat menjadi penyebab utama epilepsi pada orang dewasa yang berusia lebih dari 35 tahun.
4. Infeksi
Penyakit infeksi, seperti meningitis, HIV, virus ensefalitis dan beberapa infeksi parasit dapat menyebabkan epilepsi.
5. Cedera sebelum lahir
Sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi pada ibu, gizi buruk atau kekurangan oksigen.
Kerusakan otak ini dapat mengakibatkan epilepsi atau palsi serebral.
6. Gangguan perkembangan
Epilepsi terkadang juga dapat dikaitkan dengan gangguan perkembangan, seperti autisme.
Gejala Epilepsi
Karena epilepsi disebabkan oleh aktivitas abnormal di otak, kejang dapat memengaruhi setiap proses koordinasi otak Anda.
Berikut gejala dan tanda-tanda kejang, termasuk:
- Kebingungan sementara;
- Mata menatap;
- Otot kaku;
- Gerakan menyentak tak terkendali dari lengan dan kaki;
- Kehilangan kesadaran;
- Gejala psikologis seperti ketakutan, kecemasan atau deja vu.
Gejala bervariasi tergantung pada jenis kejang.
Dalam kebanyakan kasus, seseorang dengan epilepsi akan cenderung memiliki jenis kejang yang sama setiap kali, sehingga gejalanya akan serupa.
Baca juga: Epilepsi Kerap Disangka Menular, Begini Kebenarannya
Baca juga: Tak Semua Kejang Merupakan Gejala Epilepsi
Macam-macam Epilepsi
Berdasarkan bagaimana dan di mana aktivitas otak abnormal terjadi, dokter umumnya mengklasifikasikan epilepsi menjadi dua kategori, yakni kejang fokal dan kejang umum.
Kejang Fokal
Kejang fokal disebut juga dengan kejang parsial.
Kejang fokal adalah kejang yang muncul sebagai akibat dari aktivitas abnormal hanya di satu area otak.
Kejang ini terbagi dalam dua kategori, yakni:
- Kejang fokal tanpa kehilangan kesadaran
Kejang fokal tanpa kehilangan kesadaran disebut kejang parsial sederhana.
Kejang ini tidak menyebabkan hilangnya kesadaran, bahkan beberapa orang mengalami deja vu.
Jenis kejang ini juga dapat mengakibatkan sentakan tak disengaja pada satu bagian tubuh, seperti lengan atau kaki, dan gejala sensorik spontan seperti kesemutan, pusing, dan lampu berkedip.
- Kejang fokal dengan gangguan kesadaran
Kejang fokal dengan gangguan kesadaran disebut kejang parsial kompleks.
Kejang ini melibatkan perubahan atau hilangnya kesadaran.
Kejang jenis ini mungkin tampak seperti berada dalam mimpi.
Selama kejang fokal dengan gangguan kesadaran, Anda mungkin menatap ke luar angkasa dan tidak merespons lingkungan sekitar secara normal atau melakukan gerakan berulang, seperti menggosok tangan, mengunyah, menelan, atau berjalan berputar-putar.
Kejang Umum
Kejang umum adalah kejang yang muncul sebagai akibat dari aktivitas abnormal pada semua area otak.
Kejang ini terbagi dalam enam kategori, yakni:
- Kejang absen
Kejang absen, sebelumnya dikenal sebagai kejang petit mal, biasanya terjadi pada anak-anak.
Biasanya terjadi sesering 100 kali per hari, dan menyebabkan hilangnya kesadaran singkat.
- Kejang tonik
Kejang ini ditandai dengan otot kaku dan tegang.
Kejang ini biasanya mempengaruhi otot-otot di punggung, lengan dan kaki hingga dapat menyebabkan Anda jatuh ke tanah.
- Kejang atonik
Kejang atonik, juga dikenal sebagai kejang drop, menyebabkan hilangnya kontrol otot.
Kejang ini paling sering mempengaruhi kaki, sering menyebabkan Anda tiba-tiba pingsan atau jatuh.
- Kejang klonik
Kejang klonik berhubungan dengan gerakan otot yang menyentak berulang atau berirama.
Kejang ini biasanya mempengaruhi leher, wajah dan lengan.
- Kejang mioklonik
Kejang mioklonik biasanya muncul sebagai sentakan atau kedutan singkat yang tiba-tiba dan biasanya mengenai tubuh bagian atas, lengan dan kaki.
- Kejang tonik-klonik
Kejang tonik-klonik, sebelumnya dikenal sebagai kejang grand mal, adalah jenis kejang epilepsi yang paling dramatis.
Mereka dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba dan tubuh menjadi kaku, berkedut dan gemetar.
Mereka terkadang menyebabkan hilangnya kontrol kandung kemih atau menggigit lidah Anda.
(Tribunnews.com/Latifah)