Kebiasaan Begadang Berisiko Depresi hingga Kematian Mendadak
Normalnya waktu tidur untuk orang dewasa adalah 7-9 jam setiap malam. Kebiasaan begadang memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Selain itu, begadang akan membuat seseorang kehilangan kebutuhan tidurnya. Jam tidur yang berkurang tersebut akhirnya menyebabkan kantuk sehingga menurunkan kinerja seseorang saat pagi.
“Kalau kinerjanya menurun, akhirnya dia akan punya kebiasaan minum kopi. Kopi tentu saja dengan segala plus minus-nya, kalau dalam jumlah yang banyak akan berefek meningkatkan tensi dan penyakit jantung,” jelasnya.
Selain itu, kebiasaan begadang dapat membuat seseorang depresi hingga kematian mendadak.
Begadang otomatis membuat seseorang beraktivitas pada malam. Mulai belajar, bekerja, olahraga, bahkan sekadar menonton dan bermain. Hal tersebut membuat hormon kortisol yang seharusnya rendah pada malam hari secara otomatis meningkat.
“Orang yang kortisolnya tinggi akan mudah stres dan depresi. Keesokan paginya dia baper. Mudah marah, mood-nya ga stabil. Apalagi dia main game online ya, menang jadi lebih excited. Kalah pun dia marah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kortisol yang meningkat memicu denyut jantung meningkat. Selain itu juga kortisol dapat menyebabkan hipertensi.
“Kortisol meningkat, ditambah dengan ngopi, ngemil, ngerokok. Nah, ini yang meningkatkan banyak kejadian serangan stroke dan jantung saat bangun tidur pagi, atau sudden death,” ujar Ahli Sleep Disorders tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.