Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mengganggu Psikologis Karyawan, Ini Cara Menghadapi Workplace Bullying

Terdapat 6 cara menghadapi workplace bullying menurut Psikolog Klinis Dewasa Tara de Thouars, mulai dari tetap tenang hingga hangan ragu untuk bicara.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Mengganggu Psikologis Karyawan, Ini Cara Menghadapi Workplace Bullying
Tribunnews.com/Rina Ayu
Foto 1 (Atas Ki-Ka): MC; Kristy Nelwan, Head of Communication Unilever Indonesia dan Tara de Thouars, BA, M. Psi. selaku Psikolog Klinis Dewasa. Tara ungkapkan ada 6 cara menghadapi workplace bullying mulai dari tetap tenang, atasi secara langsung, lapor atasan atau HRD, dokumentasikan, jangan ragu untuk berbicara, dan jaga rasa percaya diri. 

Catat jam, lokasi, hingga siapa saja yang berada di dekat kamu saat peristiwa itu terjadi sehingga dapat membantu saat kita ingin melaporkan perlakuan tersebut.

Baca juga: WHO Pertimbangkan Status Cacar Monyet Jadi Darurat Global

5. Jangan ragu untuk berbicara dengan orang lain

Baik itu dengan rekan kerja, sahabat, atau terapis jika perlu, hal ini dapat membantu kita mengatasi efek bullying yang dirasakan.

6. Jaga rasa percaya diri dan pikiran positif

Bullying tidak merepresentasikan isu tentang targetnya, tapi merepresentasikan isu tentang pelakunya. Seringkali terget jadi merasa diri kurang, buruk, jelek.

Selain itu, seorang karyawan juga harus percaya bahwa mereka terlindung di bawah perusahaan yang memiliki kebijakan kuat terhadap segala bentuk diskriminasi dan bullying.

"Sangat penting bagi seorang calon karyawan untuk memastikan bahwa mereka memilih perusahaan yang berpihak pada kesetaraan, keberagaman dan inklusivitas," imbuhnya.

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Seseorang Memiliki Mata Silinder?

Berita Rekomendasi

Tara menerangkan, tindakan workplace bullying melibatkan tiga pihak, pertama adalah pelaku, yang kebanyakan menyerang titik lemah target agar mereka terlihat berkuasa sehingga menutupi ketidakmampuan atau ketidakpuasan dalam dirinya.

Kemudian target, yang secara sengaja dan berulang dipermalukan sehingga berpotensi mengalami berbagai efek psikologis yang mengganggu keseharian dan produktivitas.

"Terakhir ini saksi, yang tanpa pemahaman yang cukup mengenai cara menghadapi situasi workplace bullying, seringkali hanya berdiam diri. Padahal, saksi memiliki peranan yang sangat penting untuk mengintervensi perilaku tidak menyenangkan tersebut," jelasnya.

Dikesempatan yang sama Head of Communication Unilever Indonesia Kristy Nelwan menyampaikan, sebagai perusahaan yang memiliki zero tolerance terhadap workplace bullying, Unilever Indonesia menindak tegas perilaku langsung mapupun tidak langsung yang menyinggung, mengintimidasi, atau menghina termasuk segala bentuk pelecehan atau bullying, baik antar individu ataupun kolektif.

"Bisnis hanya dapat berkembang di tengah masyarakat di mana hak asasi manusia dihormati, dijunjung tinggi dan dikedepankan," ungkap dia.

Terkait aksi workplace bullying, Unilever Indonesia memiliki jalur pengaduan khusus yang disebut Speak-Up Channel, sebuah Whistleblower System dengan jaminan kerahasiaan penuh sebagai salah satu sarana bagi karyawan untuk menyampaikan adanya penyimpangan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas