Jangan Memasukan Benda Apapun ke Mulut, Ini Pertolongan Pertama pada Pasien Epilepsi yang Kambuh
Berikut pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika seseorang mengalami kejangseperti yang dialami pasien epilepsi.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Epilepsi atau banyak dikenal sebagai ayan adalah gangguan kelistrikan yang terjadi di dalam otak. Epilepsi menyebabkan seseorang mengalami kejang secara berulang atau kambuh.
Berikut pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika seseorang mengalami kejang seperti yang dialami pasien epilepsi.
Amankan dulu penderitanya.
Baca juga: Apa Penderita Epilepsi Bisa Sembuh? Epilepsi adalah Penyakit yang Menyerang Neurologis
Hal tersebut misalnya memberikan alas, bantal, jaket, atau kain yang tebal untuk melindungi bagian kepala penderita.
Selain itu, singkirkan benda tajam atau cairan yang berbahaya untuk memastikan daerah sekitarnya aman.
Selanjutnya, jangan memegang atau menahan penderita agar berhenti kejang karena kejang akan berhenti dengan sendirinya.
"Kita juga harus menghindari memasukkan benda apapun ke dalam mulut penderita misalnya sendok karena hal ini akan menyebabkan terjadinya fraktur," ujar dr. Atitya Fithri Khairani MSc. Sp.S(K), dari Departemen Neurologi FK-KMK UGM dikutip Selasa (28/6/2022).
Terakhir, bisa melonggarkan pakaian di sekitar leher dan memberikan minyak kepada penderita kejang.
Baca juga: Punya Riwayat Epilepsi Tak Halangi Auriandanu Berkarya, Sibuk Garap Lagu Bareng Cimoy Montok
“Kejang sebagian besar terjadi selama dua sampai tiga menit. Kalau lebih dari limat menit, kita harus membawanya ke rumah sakit karena risiko kerusakan otaknya menjadi lebih besar jika semakin lama,” ujar Atitya.
Ketika epilepsi terjadi kelistrikan yang berlebihan, dimana di dalam otak itu antara sel satu dan sel lain ada kelistrikannya yang menghubungkan satu sama lain.
Adapun kejang dapat ditandai dengan beberapa hal seperti berdebar-debar, pusing, terasa kram dan tidak enak di bagian perut. Namun, ada juga yang tiba-tiba jatuh tanpa gejala awal.
“Kalau ada gejalanya, kita bisa mengamankan penderita terlebih dahulu agar ia bisa kejang di tempat yang aman. Jika tiba-tiba jatuh, penanganannya berbeda dan harus lebih hati-hati dan harus selalu didampingi agar mendapatkan penanganan yang tepat,” tutur Atitya.
Penyebab epilepsi bermacam-macam, pertama murni karena kelistrikan yang berlebihan, yaitu ada kelainan keseimbangan neurotransmitter sehingga terjadi kelistrikan yang berlebih. Kedua, karena terdapat penyebab di balik kelistrikan tersebut.
“Terutama pada usia dewasa, kita harus mencari penyebab kelistrikan berlebih itu apa. Penyebabnya bisa karena stroke atau bisa karena tumor otak. Ternyata kejang itu merupakan salah satu gejala dari tumor otak itu bisa saja,” jelasnya.