Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Virus Cacar Monyet Telah Bermutasi, Seberapa Mematikan dan Apakah Lebih Mudah Menyebar?

Virus monkeypox atau cacar monyet telah bermutasi. Lantas seberapa mematikan penyakit itu? Apakah lebih mudah menyebar? Berikut penjelasannya.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
zoom-in Virus Cacar Monyet Telah Bermutasi, Seberapa Mematikan dan Apakah Lebih Mudah Menyebar?
UKHSA
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) itu menunjukkan lesi kulit yang khas dari infeksi cacar monyet (Monkeypox). -- Virus monkeypox atau cacar monyet telah bermutasi. Lantas seberapa mematikan penyakit itu? Apakah lebih mudah menyebar? Berikut penjelasannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) melaporkan setidaknya dua strain virus monkeypox atau cacar monyet telah beredar.

Hal ini menunjukkan beberapa introduksi ke negara tersebut.

Cacar monyet adalah virus DNA besar milik keluarga orthopoxvirus.

Berbeda dengan virus cacar yang terkait, yakni variola yang hanya menyerang manusia, virus cacar monyet ditemukan pada hewan pengerat dan hewan lain di beberapa bagian Afrika.

Orthopoxvirus adalah virus stabil yang tidak banyak bermutasi.

Namun, virus penyebab wabah saat ini memiliki beberapa mutasi dibandingkan dengan versi virus yang beredar di Afrika.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet, Kenali Gejala dan Proses Penularannya

Virus cacar monyet -
Virus cacar monyet - Virus monkeypox atau cacar monyet telah bermutasi. Lantas seberapa mematikan penyakit itu? Apakah lebih mudah menyebar? Berikut penjelasannya. (medical xpress)

Studi Universitas New South Wales di Sydney belum menemukan bukti apakah mutasi ini mempengaruhi penyakit klinis.

Berita Rekomendasi

Para ahli juga belum memahami apakah mutasi telah membuatnya lebih menular atau mengubah pola klinis menjadi lebih seperti infeksi menular seksual.

Dikutip dari Mint, cacar monyet adalah virus pernapasan dan tidak pernah digambarkan sebagai infeksi menular seksual di masa lalu.

Akan tetapi, pola transmisi saat ini tidak biasa.

Tampaknya ada masa inkubasi yang sangat singkat (24 jam) setelah kontak seksual, meski tidak semua kasus demikian.

Pertumbuhan epidemi yang cepat di negara-negara non-endemik tahun ini, semuanya disebabkan oleh penyebaran antar manusia.

Mungkin ada lebih banyak kasus daripada yang dilaporkan secara resmi.

Laporan tersebut menyebutkan, bahwa belum dapat dipahami mengapa polanya berubah, apakah itu ditularkan secara seksual atau hanya ditularkan karena kontak intim di jejaring sosial tertentu dan terhubung secara global, atau mungkin virus telah menjadi lebih menular.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas