Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kebiasaan Konsumsi Ayam Broiler Picu Kanker? Ini Tanggapan Ketua YKI

Tingginya kandungan lemak pada ayam broiler disebut bisa menjadi pemicu mutasi sel yang menyebabkan kanker di tubuh manusia.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kebiasaan Konsumsi Ayam Broiler Picu Kanker? Ini Tanggapan Ketua YKI
Tribunnews/Jeprima
Pekerja membersihkan ayam yang sudah dipotong di pusat potong ayam di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (23/5/2020). Memasuki Idulfitri harga daging ayam sudah mencapai Rp 60.000 perkilogramnya. Kenaikan harga daging ayam menjelang Lebaran tahun ini paling tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan harga daging ayam biasanya hanya sekitar Rp 5.000-Rp 10.000, namun tahun ini kenaikannya mencapai Rp 20.000 hanya dalam waktu dua hari saja atau sejak H-3 Lebaran. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum lama Prof. Zubairi Djoerban dalam postingan instagramnya, menyebut kebiasaan konsumsi ayam Broiler memicu terjadinya kanker payudara.

Zubairi beralasan, ayam broiler memiliki tingkat lemak yang tinggi, jika dibanding dengan ayam kampung.




Menurut dia, tingginya kandungan lemak pada ayam broiler bisa menjadi pemicu mutasi sel yang menyebabkan kanker di tubuh manusia.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, memberikan tanggapan soal klaim Zubairi.

Baca juga: Peringatan Dokter: Ayam Broiler Picu Kanker Payudara

"Sejauh ini, belum ada bukti penelitian ilmiah yang secara meyakinkan membuat kesimpulan bahwa ayam broiler memicu kanker," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (6/7/2022).

Namun ada beberapa hal perlu diperhatikan cara mengolah makanan. Seperti makanan yang dimasak dengan temperatur tinggi, perlu diperhatikan agar tidak menjadi mutagen.

BERITA TERKAIT

Adapun makanan yang telah terbukti dapat meningkatkan risiko kanker diantaranya daging merah yang dipanggang di atas api, daging olahan, alkohol, makanan olahan dan makanan dalam kemasan.  

Daging olahan disini adalah daging yang diawetkan atau diubah bentuknya. Bisa melalui pengasapan, pengawetan, pengasinan, pengalengan atau menambahkan pengawet. 

Daging olahan termasuk ham, bacon, salami, ikan asin, sosis, termasuk daging putih olahan seperti chicken nugget. Daging merah mencakup daging sapi, babi, domba dan kambing.

"Selain makanan, jangan lupa bahwa merokok adalah salah satu pemicu kanker yang dapat menghalangi tubuh manusia untuk melawannya," tegas Prof Aru.

Racun dalam asap rokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih sulit untuk membunuh sel kanker

Ketika ini terjadi, sel kanker terus tumbuh tanpa henti. Racun dalam asap tembakau dapat merusak atau mengubah DNA sel. 

DNA adalah "panduan instruksi" sel yang mengontrol pertumbuhan dan fungsi normal sel. Ketika DNA rusak, sel dapat mulai tumbuh di luar kendali dan menciptakan tumor kanker

Merokok maupun paparan asap rokok menyebabkan sebagian besar kanker paru-paru. Terdapat 16 jenis kanker yang dapat dipicu oleh rokok.

Di antaranya kanker paru, kanker mulut, tenggorokan, hidung dan sinus, kanker tenggorokan, kanker kandung kemih, ginjal dan ureter.

Selain itu juga bisa kanker pankreas, kanker perut, kanker hati, kanker serviks dan ovarium, kanker usus (kanker kolorektal), serta leukemia mieloid akut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas