Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Gejala Keracunan Merkuri, Lengkap dengan Penyebab dan Cara Mengatasi Keracunan Merkuri

Ada beberapa gejala keracunan merkuri yang perlu diketahui, berikut penyebab dan cara mengatasi keracunan merkuri.

Penulis: Nuryanti
Editor: Miftah
zoom-in Gejala Keracunan Merkuri, Lengkap dengan Penyebab dan Cara Mengatasi Keracunan Merkuri
Britanica, Pixabay
Ilustrasi wajah yang terkena efek samping merkuri. Ada beberapa gejala keracunan merkuri yang perlu diketahui, berikut penyebab dan cara mengatasi keracunan merkuri. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak gejala keracunan merkuri, penyebab, serta cara untuk mengatasinya berikut ini.

Merkuri adalah zat alami yang ada di bumi, tapi juga diproduksi di berbagai keperluan industri dan medis.

Ancaman utama bagi kesehatan manusia dari keracunan merkuri yakni dari menghirup merkuri sebagai uap.

Mencegah atau meminimalkan paparan merkuri di lingkungan adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko keracunan merkuri.

Keracunan merkuri mengacu pada toksisitas dari konsumsi merkuri.

Anda dapat membantu mencegah toksisitas dengan membatasi paparan terhadap logam yang berpotensi berbahaya ini.

Lantas, apa gejala keracunan merkuri?

BERITA TERKAIT

Dilansir healthline, terlalu banyak merkuri dapat menyebabkan:

1. Kecemasan

2. Depresi

3. Sifat cepat marah

4. Masalah memori

5. Mati rasa

6. Rasa malu patologis

7. Getaran

Baca juga: Manfaat Merkuri dan Efek Sampingnya, Sebagai Pengawet dalam Obat-obatan

Keracunan merkuri biasanya menumpuk dari waktu ke waktu.

Namun, timbulnya gejala-gejala ini secara tiba-tiba bisa menjadi tanda toksisitas akut.

Ilustrasi Merkuri, berikut gejala keracunan merkuri.
Ilustrasi Merkuri, berikut gejala keracunan merkuri. (Britanica)

Sementara itu, orang dewasa dengan keracunan merkuri tingkat lanjut mungkin mengalami:

1. Kesulitan mendengar dan berbicara

2. Kurang koordinasi

3. Kelemahan otot

4. Kehilangan saraf di tangan dan wajah

5. Kesulitan berjalan

6. Perubahan penglihatan

Baca juga: Berbagai Bahaya Merkuri bagi Kulit Wajah, Benarkah Bisa Picu Kanker?

Lalu, keracunan merkuri juga dapat mengganggu perkembangan janin dan anak usia dini.

Bayi dan anak kecil yang terpapar merkuri tingkat tinggi mungkin mengalami keterlambatan dalam:

1. Pengartian

2. Keterampilan motorik halus

3. Perkembangan bicara dan bahasa

4. Kesadaran visual-spasial

Penyebab Keracunan Merkuri

Keracunan metilmerkuri (merkuri organik) sebagian besar terkait dengan makan makanan laut, terutama ikan.

Toksisitas dari ikan memiliki dua penyebab, yakni:

1. Makan beberapa jenis ikan yang mengandung merkuri

2. Terlalu banyak makan ikan

Baca juga: Bahaya Merkuri bagi Kesehatan, Simak Tips Hindari Beli Kosmetik yang Mengandung Merkuri

Sebagai informasi, ikan mendapatkan merkuri dari air yang mereka tinggali.

Semua jenis ikan mengandung sejumlah merkuri.

Jenis ikan yang lebih besar dapat memiliki jumlah merkuri yang lebih tinggi, karena mereka memangsa ikan lain yang juga memiliki merkuri.

Tuna mata besar, marlin, dan king mackerel mengandung kadar merkuri yang tinggi.

Ilustrasi wajah yang sedang jerawatan.
Ilustrasi wajah yang sedang jerawatan. (Pixabay)

Pengobatan Keracunan Merkuri

Cara terbaik untuk mengobati keracunan merkuri adalah dengan menghentikan paparan logam tersebut.

Jika Anda banyak makan seafood yang mengandung merkuri, segera hentikan.

Agen chelating adalah obat yang menghilangkan logam dari organ Anda dan membantu tubuh membuangnya.

Baca juga: Fakta-fakta Merkuri, Unsur Logam Cair yang Ada di Kosmetik dan Lampu Neon

Dalam jangka panjang, Anda mungkin memerlukan perawatan lanjutan untuk mengelola efek keracunan merkuri, seperti efek neurologis.

Dikutip dari betterhealth, jika keracunan merkuri dicurigai pada orang yang sakit kritis, dokter kemungkinan besar akan merawat Anda dengan terapi khelasi.

Hal tersebut untuk semua bentuk merkuri yang menyebabkan keracunan.

Khelasi terdiri dari senyawa yang masuk ke aliran darah dan mengikat merkuri, sehingga dapat dihilangkan oleh tubuh.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Merkuri

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas