Angka Timbangan Turun Saat Diet Belum Tentu Sehat
Saat diet, untuk memastikan telah terjadi perubahan yang baik pada tubuh, tidak selalu merujuk pada timbangan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat diet menurunkan berat badan, sebagian besar orang terpaku pada timbangan.
Dan setiap kali melihat timbangan, tidak jarang dapat menimbulkan rasa stres.
Padahal, untuk memastikan telah terjadi perubahan yang baik pada tubuh, tidak selalu merujuk pada timbangan.
Hal ini yang disampaikan oleh PR MUFIT sekaligus Trainer Nando Surya.
"Padahal bukan indikator patokan sehat. Tapi yang dilihat di sini adalah patokan Body Mass indeks (BMI)," ungkapnya pada Tribunnews saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (20/7/2022).
Angka ideal untuk BMI bagi setiap orang adalah berada di angka 23. BMI itu dapatkan dari persentase fat dengan mass.
Baca juga: 4 Alasan Apel jadi Makanan Camilan yang Sempurna, Rendah Kalori hingga Baik untuk Diet
Menurut Nando, yang harus diincar adalah fat harus turun sedangkan mass harus naik.
"Jadi kadang, berat badan bisa sama 65 kilogram. Tapi belum tentu sama sehatnya. Bisa saja di sina fat lebih rendah, yang di sini fat lebih tinggi. Tapi berat badannya sama. Nah itu yang dilihat BMI nya," papar Nando lagi.
Lebih lanjut, selain BMI, hal lain yang perlu diperhatikan adalah umur dari metabolisme tubuh. Karena bisa saja usia 25 tahun, namun metabolisme tubuh seperti sudah berusia 40 tahun.
Namun bisa sebaliknya. Usia sudah menginjak 40 tahun, tapi usia metabolisme tubuh baru 20 tahun. Dan untuk meningkatkan metabolisme tubuh dipengaruhi oleh pola makan hingga olahraga.
"Metabolic age akan berpengaruh sama jenis tubuh, gaya hidupnya. Misalnya makan kacau, pola hidup berantakan," pungkas Nando.