Monkeypox Kerap Disalahtafsirkan, Pakar Epidemiologi Ungkap Pentingnya Literasi
Monkeypox dianggap bersumber dari monyet. Padahal menurut pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman, tidaklah seperti itu.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cacar monyet atau Monkeypox kerap disalahtafsirkan oleh masyarakat.
Penyakit ini dianggap bersumber dari monyet. Padahal menurut pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman, tidaklah seperti itu.
"Bukan cacar yang diperoleh atau berasal dari monyet. Tapi pertama kali ditemukan pada monyet yaitu di Eropa, Denmark tahun 1958," ungkapnya pada Tribunnews, Selasa (27/7/2022).
Pada saat itu memang sedang ada penelitian di penangkaran kera.
Penelitian tentang Polio dan kebetulan ditemukan sejenis cacar pada monyet yang diketahui adalah 'sepupu' dari Smallpox atau masuk dalam Family of Pox Virus.
Nah, Smallpox sendiri kata Dicky diketahui menjadi pandemi seratus tahun dan menyebabkan kematian lebih dari 400 juta manusia.
"Tidak bisa dianggap remeh. Karena ini sepupu dari penyakit yang menjadi penyakit pandemi dan mengakibatkan ratusan juta orang meninggal. Tidak bisa diabaikan. Kita harus waspada," tegasnya.
Baca juga: Pengawasan terhadap Komunitas Gay, Mungkinkah Efektif Cegah Monkeypox?
Karena itulah menurut Dicky, penyakit Monkeypox maka harus dideteksi secara cepat dan dicegah potensi penularannya. Salah satu cara adalah dengan menggunakan vaksinasi.
Untuk vaksin Monkeypox ini, sebenarnya sudah tersedia.
Di sisi lain Dicky mengingatkan untuk meningkatkan literasi, bagaimana mencegah kontak langsung dan tidak langsung dengan penderita karena bisa menularkan.
Dicky mengingatkan jika saat terinfeksi dapat berdampak fatal pada kesehatan. Salah satunya, jika ibu hamil yang terinfeksi, maka bisa mengalami keguguran.
Atau tidak menutup kemungkinan dapat menularkan pada anak saat terjadi persalinan secara normal. Bahkan kasus kematian pun ada ditemukan walau terbilang sedikit.
Selain itu dapat berdampak dari sisi kecantikan. Bintik-bintik yang ditimbulkan dari cacar itu bisa mengakibatkan kerusakan. Bintik atau lesi ini bisa ribuan di wajah, muka dan leher.
Selain itu Dicky mengingatkan jika ini bukan penyakit yang menular melalui seksual.
Monkeypox memang bisa menular melalui hubungan seksual. Tapi juga bisa menyebar dari kontak erat.
"Secara teoritis, setiap orang bisa terinfeksi monkeypox. Tapi risikonya, lavelingnya terpapar ini tidak sama tiap orang. Dan ini umumnya pada kelompok melakukan perilaku berisiko. Seperti melakukan seks bebas, melakukan perjalanan ke wilayah endemis dan kontak fisik," tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.