Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penyebab Bibir Sumbing pada Bayi Dipicu Faktor Genetik hingga Teratogenik

Munculnya kelainan bawaan seperti bibir sumbing pada bayi baru lahir dapat disebabkan adanya interaksi berbagai faktor (multifaktorial).

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Penyebab Bibir Sumbing pada Bayi Dipicu Faktor Genetik hingga Teratogenik
Capture Zoom Meeting
Residen Bedah sekaligus Founder Let's Share Indonesia, dr Rininta Christabella. Munculnya kelainan bawaan seperti bibir sumbing pada bayi baru lahir dapat disebabkan adanya interaksi berbagai faktor (multifaktorial). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu hamil kerap menghadapi banyak risiko yang muncul akibat kebiasaan buruk maupun sederet faktor pendukung selama menjalani masa kehamilan.

Satu di antara sederet risiko yang dapat dialami ibu hamil adalah memiliki anak yang lahir dengan kelainan bawaan bibir sumbing (cleft palate).

Lalu apa itu bibir sumbing?

Kondisi ini merupakan kelainan bawaan yang ditandai dengan munculnya celah pada bibir.

Baca juga: Bantu Anak-Anak Penderita Bibir Sumbing, Perusahaan Ini Salurkan Biaya Operasi Senilai 400 Juta

Kemunculan celah ini bervariasi, bisa saja muncul di bagian kiri, kanan maupun tengah bibir.

Perlu diketahui, munculnya kelainan bawaan bibir sumbing kerap disertai pula dengan munculnya celah pada langit-langit mulut (langit-langit sumbing).

Berita Rekomendasi

Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Dr dr Aditya Wardhana, Sp.BP-RE(K) menyampaikan data epidemiologi terkait kondisi kelainan bawaan ini secara global.

"Epidemiologinya, kalau dari global itu kejadiannya 1 per 700, dan prevalensinya antara 7,94 sampai 9,92 per 10.000 kelahiran," ujar Dr Aditya Wardhana, dalam webinar Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong bertajuk 'Mengenal Tatalaksana Celah Bibir dan Langit-langit', Sabtu (6/8/2022).

Ia menjelaskan bahwa munculnya kelainan bawaan seperti bibir sumbing pada bayi baru lahir dapat disebabkan adanya interaksi berbagai faktor (multifaktorial).

Mulai dari adanya faktor riwayat keluarga (genetik), ibu yang mengalami infeksi selama masa kehamilan, kelainan sindromik hingga teratogenik.

"Penyebabnya itu multifaktorial, meskipun sampai sekarang masih dalam penelitian, tapi yang ditemukan ini berdasarkan anamnesa atau data epidemiologi, ada riwayat penyakit keluarga, infeksi masa kehamilan, kelainan sindromik, teratogen itu bahan-bahan yang toxic," jelas Dr Aditya.

Kondisi kelainan bawaan ini, kata dia, berisiko lebih besar dialami oleh ibu hamil yang memiliki usia di atas 30 tahun dan berasal dari ras Asia.

"Kebanyakan sih memang di ras Asia, kehamilan yang lebih dari 30 tahun (usia) ibunya," papar Dr Aditya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas