Mengenal Kratom, Tumbuhan Asli Asia Tenggara yang Daunnya Mengandung Banyak Senyawa Kimia
Kratom (Mitragyna Speciosa) adalah tumbuhan asli Asia Tenggara yang saat ini daunnya dipasarkan sebagai suplemen herbal.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Kratom dengan nama latin Mitragyna Speciosa adalah tumbuhan asli Asia Tenggara yang daunnya dipasarkan sebagai suplemen herbal.
Daun Kratom mengandung banyak senyawa kimia, dikenal sebagai alkaloid bioaktif yang dapat mempengaruhi tubuh.
Dikutip dari laman National Institute on Drug Abuse AS, senyawa yang paling banyak dipelajari terkait dengan kratom adalah mitragynine dan 7-hydroxymitragynine.
Namun masih banyak yang belum diketahui tentang senyawa kimia yang terkait dengan kratom.
Selain itu dampak kesehatan dan keamanan jangka pendek serta jangka panjang dari penggunaan kratom dan potensi penggunaan terapeutik kratom juga belum banyak diketahui.
Food and Drug Administration AS juga belum menyetujuan penggunaan kratom atau senyawa terkaitnya untuk penggunaan medis.
Baca juga: Bahaya Kecubung, Tanaman yang Sering Disalahgunakan
Bebeberapa mengatakan kratom dapat mengurangi gejala putus obat, mengurangi rasa sakit dan membantu mengelola masalah kesehatan mental.
Antropolog melaporkan bahwa kratom telah digunakan di Asia Tenggara selama ratusan tahun sebagai obat multiguna dalam pengobatan tradisional.
Selain itu juga dapat meningkatkan kewaspadaan dan energi saat bekerja.
Apakah Kratom Aman Dikonsumsi?
Badan-badan AS dan internasional telah menyatakan bahwa produk kratom dapat menyebabkan kerusakan serius.
Food and Drug Administration (FDA) telah memperingatkan konsumen untuk tidak menggunakan produk kratom karena potensi efek sampingnya.
Baca juga: PTSD, Gangguan Kejiwaan yang Dialami Istri Ferdy Sambo, Bisakah Disembuhkan? Ini Penjelasan Psikolog
Saat ini, beberapa masalah yang telah diidentifikasi terkait dengan kratom:
1. Kratom mungkin mengandung kontaminan berbahaya termasuk logam berat dan bakteri.
2. Efek samping berkisar dari ringan sampai berat. Beberapa orang melaporkan efek samping ringan, seperti mual, sembelit, pusing dan kantuk. Beberapa efek samping yang berat termasuk gejala mental dan neurologis (kebingungan, tremor dan kejang), masalah jantung dan paru-paru (tekanan darah tinggi dan lambat pernapasan), masalah pencernaan (mual dan muntah) dan masalah hati.
3. Bisa mengakibatkan overdosis fatal.
4. Mengkonsumsi kratom dengan obat-obatan dapat menimbulkan efek samping yang parah, seperti kematian dan masalah hati.
5. Efek kesehatan dan keselamatan jangka panjang belum diketahui karena penelitian terkait kratom relatif baru dibandingkan dengan penelitian tentang obat-obatan yang lebih banyak digunakan.
Baca juga: Bedak Tabur Tak Direkomendasikan untuk Bayi, Bagaimana Cara Atasi Ruam Popok
Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan, daun kratom dilarang total digunakan dalam suplemen makanan dan obat tradisional mulai 2022.
Dikutip dari laman resmi Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Timur, pelarangan penggunaan daun kratom berlaku secara menyeluruh pada 2022 mendatang atau lima tahun masa transisi pascaditetapkannya tanaman kratom sebagai narkotika golongan I pada 2017.
Kandungan Daun kratom disebut 13 kali lebih kuat dibandingkan morfin.
Daun yang dikenal masyarakat pedalaman Kabupaten Kutai Kartanegara dengan sebutan Daun Kedemba ini jika dikonsumsi terus-menerus akan menimbulkan gejala adiksi, depresi pernapasan, bahkan kematian.
Daun kratom atau daun Kedemba mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan.
Jika digunakan dengan dosis rendah akan menyebabkan efek stimulan.
Namun apabila dalam dosis tinggi dapat menyebabkan efek sedatif, menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anastesi, koma dan mati.
Kratom sudah lama dimanfaatkan sebagai 'OBAT AJAIB' segala penyakit, mulai dari kecanduan opioid, penghilang rasa sakit, hingga mengatasi kecemasan.
Khasiat daun ini juga telah diakui sejumlah negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia hingga Papua Nugini.
Kratom mampu menstimulasi reseptor otak layaknya morfin, meski dengan efek samping yang jauh lebih ringan.
Tanaman ini banyak ditemui di daerah pedalaman Kalimantan dan semakin banyak dicari orang karena khasiatnya mulai dari untuk konsumsi pribadi hingga bisnis ekspor ke seluruh dunia.
Tingginya permintaan membuat banyak petani beralih garapan menanam pohon Kratom.
Baca juga: Mengobati Kanker Tiroid dengan Metode Terapi Nuklir
Kratom Jenis Tanaman Obat
Meski di Indonesia kratom belum banyak dimanfaatkan karena adanya benturan terkait regulasi, Gubernur Kalbar Sutarmidji sebut kratom merupakan jenis tanaman obat dan menjadi penompang ekonomi masyarakat.
Dikutip dari TribunPontianak, terkait kratom diindikasikan oleh sejumlah kalangan masuk dalam golongan narkotika, Sutarmidji mengatakan pentingnya dilakukan penelitian oleh para ahli terkait manfaat daun kratom untuk kesehatan.
Hal itu disampaikan dalam acara Simposium dengan tema Kratom Sustainability yang bertempat di Hotel Golden Tulip yang digelar oleh Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) dan dihadiri Asosiasi Kratom Amerika Serikat.
"Kratom ini kan tanaman jenis obat, penelitian-penelitian penting dilakukan ya supaya hasilnya itu betul valid tidak sekedar ini itu ini itu ya."
"Saya dulu pernah menyinggung dengan presiden, tapi beliau itu tadi. Lihat manfaatnya saja dulu. Artinya apa kita terlambat melakukan penelitian," ujarnya.
Midji mengatakan bahwa sejauh ini larangan tidak diikuti dengan penelitian oleh para ahli.
"Hanya melarang dan melihat Zat Adiktif bahaya. Tetapi tidak mungkin suatu zat itu berdiri sendiri dia bisa hilang ketika bertemu dengan zat-zat lainnya," tegasnya.
Selain sudah tersedia, Midji mengakui jika kratom saat ini punya pasarnya.
"Kecuali satu jenis zat aditif yang seluruh dunia menolak. Contoh narkotika, tidak ada negara yang menerima. Kratom ini justru untuk terapi, sebenarnya terapi untuk ketergantungan kepada narkotika," jelasnya.
"Kratom yang dikatakan 8 kali itu tidak menyebabkan berhalusinasi. Artinya ada zat aditif yang terkandung didalam kratom itu senyawa ini ketika bertemu dengan zat-zat lain yang ada didalam tubuh kita dia jadi netral," tutupnya.
(Tribunnews.com/Fajar)(TribunPontianak.co.id/Maskartini)