WHO Belum Beri Rekomendasi Vaksin Massal Bagi Penyakit Cacar Monyet
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum memberikan rekomendasi untuk vaksin massal bagi penyakit cacar monyet.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEW.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah cacar monyet atau monkeypox sebagai keadaan darurat global.
Dikutip dariapnews.com, wabah ini pun telah meluas hingga lebih dari 70 negara.
Meski demikian, hingga saat ini WHO belum memberikan rekomendasi untuk vaksin massal.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril pun mengatakan, saat ini kebutuhan vaksinasi secara massal juga belum diperlukan.
Sebab penyakit cacar monyet berbeda dengan penyakit Covid-19 yang telah menjadi pandemi di seluruh dunia sampai saat ini.
"Untuk sementara ini memang WHO belum memberikan vaksin massal sebagaimana halnya Covid-19."
Baca juga: Monkey Pox Jadi Darurat Global, Pakar: Perlu Tingkatkan Kewaspadaan Nasional
"Ya karena kondisinya (penyakit cacar monyet) masih berbeda dengan penyakit Covid-19," kata Syahril dalam konferensi pers, Sabtu (20/8/2022).
Cacar monyet sampai saat ini diyakini oleh para ahli merupakan penyakit yang bergejala ringan.
Syahril juga mengatakan penyakit ini bisa sembuh dengan sendiri jika tidak ada penyakit komorbid atau infeksi sekunder yang memicu risiko gejala cacar monyet lebih parah.
"Cacar monyet ini tidak terlalu berat sakitnya, kalau kita bandingkan dengan Covid, ini jauh."
"Sebetulnya cacar monyet ini bisa sembuh sendiri. Dalam masa inkubasinya yang 21-28 hari pasien ini akan sembuh sendiri, manakala tidak ada infeksi tambahan, tidak ada komorbid yang berat," jelasnya.
Meski demikian, Kemenkes menyatakan akan mengagendakan vaksinasi yang ditujukan bagi para penderita cacar monyet maupun yang berkontak erat.
"Kita juga sedang memproses untuk pengadaannya (vaksinasi) dan tentu saja harus melalui rekomendasi badan POM."
"Nah InsyaAllah ada sekitar 10.000 vaksin akan diadakan, akan kita berikan kepada yang sedang menderita cacar monyet dalam masa inkubasi dan pada para kontak-kontak erat," kata Syahril.