ICIFPRH 2022 Kembali Digelar, Tahun Ini Sorot Angka Kematian Ibu di Indonesia yang Masih Tinggi
International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH) kembali digelar. Kematian ibu di Indonesia jadi sorotan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Dan pengetahuan ini nantinya dapat mencegah kehamilan yang berisiko.
Apa lagi hingga saat ini masih saja ada pemaksaan kehamilan pada perempuan karena alasan yang kuat.
Diantaranya seperti perkembangan janin yang tidak sempurna, korban kekerasan seksual hingga ibu yang tidak lagi ingin punya anak.
Masyarakat kita hingga saat ini masih memiliki prinsip seperti punya banyak anak, berarti mendatangkan rezeki yang lebih.
Atau, setiap anak punya rezeki. Sehingga tidak mengapa memiliki banyak anak tanpa memerhatikan bagaimana kondisi fisik dan mental ibu.
"Jadi kita bukan memperbanyak punya anak, setiap anak punya rejeki. Kita juga harus berpikir ekosistem manusia kalau ada manusia, maka ada kebutuhan. Misalnya makanan, itu dari mana datangnya," tegas Prof Ova.
Di sisi lain, menurut Prof Ova, kematian ibu akan terus terjadi jika program keluarga berencana atau KB tidak berjalan secara baik.
"Sehingga kematian akan ada terus karena KB nya gak jalan. Perempuan mungkin saja dipaksa hamil padahal dia ingin berhenti," tegasnya.
Menurutnya, jika kehamilan pada ibu merupakan sesuatu yang dikehendaki, maka pasangan, keluarga dan masyarakat mengusahakan kehamilan tersebut agar selamat.
Namun kata Prof Ova, jika masih saja ditemukan kematian ibu di tengah support system tersebut, berarti maka ada masalah besar. Dan harus dicari tahu apa dan bagaimana penyelesaiannya.