ICIFPRH 2022: Permasalahan Stunting hingga Pelecehan Seksual Perlu upaya Lintas Sektor
International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH) 2022 membahas masalah stunting dan pelecehan seksual.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Whiesa Daniswara
"Kita juga mendengar soal stunting, pelecehan seksual, dan isu-isu lainnya. Jika kita ingin sukses memperjuangkannya, maka kita perlu bicara tentang upaya lintas sektor," ungkapnya dalam rangkaian acara ICIFPRH 2022 di Yogyakarta, Selasa (23/8/2022).
Tidak sampai di sana, survey Pengalaman Hidup Perempuan (SPHPN, 2021) mengungkapkan bahwa 1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan selama hidupnya.
Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan (CATAHU) tahun 2020, menunjukkan jika peningkatan kasus kekerasan kepada perempuan dan anak dilaporkan meningkat sebanyak 8 kali lipat.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed, Sp.OG (K), Ph.D pun mengatakan jika UGM sedang menekan angka kasus kekerasan seksual di ranah pendidikan.
Kampusnya pun kini telah menerapkan zero tolerance terhadap kasus kekerasan seksual di tanah pendidikan, dan hal ini menjadi concern dari tema 3 Zero di ICIFPRH tahun 2022.
Lebih lanjut, acara ini diikuti oleh ratusan peserta dan ada 120 artikel serta 286 makalah peserta ICIFPRH 2022 yang akan dipresentasikan dalam sesi-sesi paralel ICIFPRH 2022 selama tiga hari penyelenggaraan.
Dalam kerangka yang lebih besar, konferensi ini bertujuan untuk mendiskusikan upayapaya untuk pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Terutama dalam hal menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan dan menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat.
Lalu menjaga kualitas lingkungan hidup, serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Melalui ICIFPRH tahun 2022 diharapakan dapat meningkatkan akses dan layanan terhadap kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif.
Serta pemenuhan akses kepada keluarga berencana di Indonesia.