Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mengenal OCD: Jenis Obsesi Umum, Gejala, dan Penyebab Gangguan Pola Pikir

Mengenal OCD, penyakit mental yang dapat terjadi karena kekerasan, rasa khawatir berlebihan, perfeksionis, dll. Berikut ini gejala OCD.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Mengenal OCD: Jenis Obsesi Umum, Gejala, dan Penyebab Gangguan Pola Pikir
freepik
Ilustrasi depresi - Berikut ini gejala OCD, penyebab, dan jenisnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Obsessive compulsive disorder (OCD) adalah gangguan kesehatan mental seseorang.

OCD dapat terjadi pada siapa pun dari segala usia.

Kondisi ini terjadi ketika seseorang terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi.

Obsesi adalah pikiran, gambaran, atau dorongan yang tidak diinginkan dan mengganggu yang memicu perasaan yang sangat menyusahkan.

Kompulsi adalah perilaku yang dilakukan individu untuk mencoba menyingkirkan obsesi dan/atau mengurangi kesusahannya.

Individu dengan OCD tidak ingin memiliki pemikiran ini dan menganggapnya mengganggu, dikutip dari NHS.

Baca juga: Tak Hanya OCD, Aliando Syarief Akui Terima Tindakan Kriminal: Gue Dipaksa Kerja, Kalo Gak Disiksa

Dalam kebanyakan kasus, orang dengan OCD menyadari bahwa pikiran ini tidak masuk akal.

Berita Rekomendasi

Obsesi biasanya disertai dengan perasaan yang intens dan tidak nyaman seperti ketakutan, jijik, keraguan, atau perasaan segala sesuatunya harus dilakukan dengan cara yang "tepat".

Kondisi ini menghalangi aktivitas penting dalam kehidupan penderita.

Obsesi Umum dalam OCD

Berikut ini gejala OCD berdasarkan jenis, dikutip dari International OCD Foundation.

Obsesi Kontaminasi:

Takut bersentuhan dengan zat/benda yang dianggap Terkontaminasi, seperti:

- Cairan tubuh (misalnya urin, feses)

- Kuman/penyakit (misalnya herpes, HIV, Covid-19)

- Kontaminan lingkungan (misalnya asbes, radiasi)

- Bahan kimia rumah tangga (misalnya pembersih, pelarut, asam baterai)

- Kotoran.

Obsesi Seksual:

Pikiran atau gambaran mental yang tidak diinginkan terkait dengan seks, termasuk:

- Takut bertindak berdasarkan dorongan yang berhubungan dengan seks

- Ketakutan tentang pelecehan seksual terhadap anak-anak, kerabat, atau orang lain

- Ketakutan tentang perilaku seksual agresif terhadap orang lain.

Obsesi Kekerasan:

- Takut bertindak atas dorongan untuk menyakiti diri sendiri

- Takut bertindak berdasarkan dorongan untuk menyakiti orang lain

- Takut gambar kekerasan atau mengerikan dalam pikiran seseorang.

Obsesi Religius/Moral:

Kekhawatiran yang berlebihan dengan menyinggung Tuhan, kutukan, dan/atau kekhawatiran tentang penghujatan

Perhatian yang berlebihan terhadap benar/salah atau moralitas.

Baca juga: Idap OCD, Aliando Syarief Sebut dalam Dirinya Ada Ego Alien: Otak Sama Perasaan Nggak Sinkron

Ilustrasi depresi
Ilustrasi isu kesehatan mental. (freepik)

Obsesi Identitas:

Perhatian yang berlebihan terhadap orientasi seksual seseorang.

Perhatian yang berlebihan terhadap identitas gender seseorang.

Obsesi Tanggung Jawab:

- Takut bertanggung jawab atas sesuatu yang mengerikan terjadi (misalnya kebakaran, perampokan, kecelakaan mobil)

- Takut merugikan orang lain karena kurang hati-hati (misalnya menjatuhkan sesuatu ke tanah yang dapat menyebabkan seseorang terpeleset dan dirinya sendiri).

Obsesi yang berhubungan dengan perfeksionisme:

- Kekhawatiran yang berlebihan tentang kerataan atau ketepatan

- Kekhawatiran yang berlebihan dengan kebutuhan untuk mengetahui atau mengingat

- Takut kehilangan atau melupakan informasi penting saat membuang sesuatu

- Kekhawatiran yang berlebihan dengan melakukan tugas "sempurna" atau "benar"

- Takut salah.

Obsesi lainnya:

- Obsesi terkait hubungan (misalnya kekhawatiran berlebihan tentang apakah pasangannya adalah "satu-satunya", kekurangan dan kualitas pasangannya)

Jenis obsesi ini dapat berpusat di sekitar pasangan romantis, kerabat, teman, dan hubungan lainnya.

- Obsesi tentang kematian/keberadaan (misalnya keasyikan berlebihan dengan tema eksistensial dan filosofis, seperti kematian, alam semesta, dan peran seseorang dalam "skema besar".

- Obsesi kejadian nyata/memori palsu (misalnya kekhawatiran berlebihan tentang hal-hal yang terjadi di masa lalu dan dampak apa yang mungkin ditimbulkannya)

- Obsesi kontaminasi emosional (misalnya ketakutan akan ciri-ciri kepribadian yang menggambarkan karakteristik pribadi orang lain).

Baca juga: Prilly Latuconsina Ungkap Penyebab Ingin Akhiri Hidup, Tertekan Dijodohkan dengan Aliando Syarief

Penyebab gangguan obsesif kompulsif (OCD)

Ilustrasi isu kesehatan mental
Ilustrasi isu kesehatan mental (freepik)

Ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan OCD pada seseorang, dikutip dari NHS.

1. Riwayat keluarga

Seseorang lebih mungkin mengembangkan OCD jika anggota keluarga memilikinya, mungkin karena gen turunan dari keluarga.

2. Perbedaan di otak

Beberapa orang dengan OCD memiliki area aktivitas tinggi yang tidak biasa di otak mereka atau tingkat rendah bahan kimia yang disebut serotonin.

Hal ini dapat meningkatkan kecemasan dalam diri individu.

3. Peristiwa kehidupan

OCD mungkin lebih sering terjadi pada orang yang telah diganggu, dilecehkan atau diabaikan.

OCD kadang-kadang dimulai setelah peristiwa penting dalam hidup, seperti melahirkan atau berkabung.

4. Kepribadian

Seseorang yang memiliki kepribadian rapi, teliti, metodis dengan standar pribadi yang tinggi lebih mungkin untuk mengembangkan OCD.

Selain itu, orang yang umumnya cukup cemas atau memiliki rasa tanggung jawab yang sangat kuat untuk diri mereka sendiri dan orang lain juga dapat menderita OCD.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait OCD

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas