Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

VIDEO EKSKLUSIF Penderita HIV/AIDS Boleh menikah, Prof Zubairi Djoerban Ungkap Syarat Ini

Prof dr Zubairi Djoerban mengatakan penderita HIV/AIDS silakan menikah, setelah jumlah virusnya minim sekali, sehingga tidak menular

Editor: Srihandriatmo Malau

Dan karena itu keturunanmu nanti juga tidak tertular.

 Jadi tunda dulu. Iya tunda dulu, kan sebentar ditunda dulu 3-6 bulan.

Jadi yang sekarang silakan menikah, setelah jumlah virusnya minim sekali, sehingga tidak menular.

Soal kasus HIV/AIDS pertama di Indonesia, dan Prof terlibat di dalam temuan itu, bisa diceritakan?

Pada tahun 1982-1983 saya mendapat tugas belajar ke Perancis belajar lebih jauh mengenai leukimia, untuk memeriksa leukemia yang ternyata yang macam-macam itu diperlukan tes antibodi monoklonal untuk antara lain untuk memeriksa CT form.

Kemudian di tahun 1983 itu saya pertama kali di rumah sakit di bagian selatan Perancis ada kasus pertama itu HIV/AIDS.

Waktu itu virusnya belum ketahuan, hanya keluhannya kekebalan turun lama-lama menurun dan meninggal. Kemudian kekebalannya drop hanya CT form 4,5.

Berita Rekomendasi

Akhirnya balik tahun 1983 ke Jakarta, dan lapor ke kepala departemen. Kami coba test waria di Taman Lawang, ada beberapa waria yang CT form rendah sekali.

Meskipun CT formnya rendah tapi masih banyak penyebab lain.

Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra saat melakukan wawancara khusus dengan Prof Zubairi Djoerban mengenai pencegahan penyakit HIV/AIDS di kawasana Kramat, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (2/9/2022). Zubairi menuturkan setia pada pasangan bisa menjadi salah satu langkah pencegahan penyebaran HIV dengan efektif pada pasangan rumah tangga, ketimbang poligami. Tribunnews/Jeprima
Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra saat melakukan wawancara khusus dengan Prof Zubairi Djoerban mengenai pencegahan penyakit HIV/AIDS di kawasana Kramat, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (2/9/2022). Zubairi menuturkan setia pada pasangan bisa menjadi salah satu langkah pencegahan penyebaran HIV dengan efektif pada pasangan rumah tangga, ketimbang poligami. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Beberapa tahun kemudian saya tanya pada lingkungan ternyata beberapa orang sudah meninggal. Kebetulan atau entah kenapa dari teman media dari majalah Tempo terbit di majalah Tempo kemudian dipublikasikan di Kongres penyakit dalam tahun 1984. Itu yang waria.

Jadi tahun 1984 baru ketemu mula-mula virusnya. Kemudiam Juli 1985, saya diundang ke pertemuan AIDS pertama dunia di Atlanta di situ kemudian ketahuan virusnya namanya HIV/AIDS.

Nah tes itu kemudian saya bawa ke Indonesia tahun 1986, ada kasus di Rumah Sakit Islam dan saya bekerja di sana. Seoramg perempuan dengan autoimun karena kondisinya lemah saya periksa ternyata positif.

Dan kemudian juga meninggal dan menjadi viral istilahnya. Itu kasus-kasus pertama.

Si X ini, yang terinfeksi HIV, kemudian meninggal, itu dia dapatnya dari mana?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas