Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Self Harm Atau Lukai Diri sebagai Pelampiasan Masalah, Ketahui Sebab dan Penanganannya

Melukai diri atau self harm bagi sebagian orang yang melakukannya menimbulkan ketenangan sesaat. Tapi tak menyelesaikan masalah.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Self Harm Atau Lukai Diri sebagai Pelampiasan Masalah, Ketahui Sebab dan Penanganannya
Freepik
Ilustrasi kesehatan mental. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap orang tentu punya masalah. Berbagai cara dilakukan untuk menyelesaikannya.

Namun, ada orang malah melampiaskannya dengan self harm. Pertanyaannya, apa itu self harm?

Menurut Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ, self harm merupakan tindakan sengaja melukai diri sendiri. 

Langkah ini dilakukan sebagai pengalihan seseorang untuk meluapkan rasa marah, kesal, stres, depresi dan emosi lainnya.

Aksi ini diharapkan membawa kelegaan dan kelapangan. Namun hal itu hanya sementara saja. 

"Seolah tidak ada opsi lain. Sebagian orang, ada semacam ketenangan dan kenyamanan sesaat. Tapi tidak menjawab masalah yang dihadapi," ungkapnya pada Webinar Johnson & Johnson Indonesia kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan R.I, Sabtu (11/9/2022). 

Berita Rekomendasi

Saat melakukan self harm, memang ada hormon yang keluar dan menimbulkan ketenangan sesaat.

Namun, setelah beberapa saat terjadi ada perasaan malu, kecewa, berdosa dan memperberat beban pikiran yang dirasakan. 

Self harm amatlah berbahaya karena dapat menimbulkan rasa sakit dan kerusakan pada tubuh.

Sayangnya, kata dr Lahargo, ada 10 persen anak muda yang melakukan tindakan ini. 

Baca juga: Bipolar dan Mood Swing Berbeda, Simak Penjelasan Dokter Kejiwaan

Beberapa tindakan self harm yang sering dilakukan adalah cutting atau mengiris bagian tubuh sendiri. 

Lalu ada hitting, membenturkan kepala atau memukul diri sendiri. Bahkan hingga burning, atau membakar atau mendekatkan tubuh pada benda panas. 

Menurut dr Lahargo, ada beberapa hal yang memunculkan self harm pada seseorang.

Di antaranya seseorang yang mengalami stres namun manajemen untuk menangani stres tersebut kurang. 

oleh karenanya, permasalahan yang dihadapi terasa sangat berat.

Kalau tidak punya cara mengatasinya, makan beban emosi bertumpuk. Laku menyebabkan suatu kepanikan. 

"Kalau sudah mengalami kepanikan, secara psikis butuh upaya cepat untuk mengatasinya. Dan salah satu cara yang diambil adalah self harm. Seolah tidak ada opsi lain," papar dr Lahargo lagi. 

Jika ada orang yang mengalami self harm maka perlu mendapatkan pertolongan.

Karena jika tidak ditangani, akan berusaha melukai diri yang mengarah pada tindakan bunuh diri. 

Menurut dr Lahargo, orang yang melakukan self harm sebenarnya sangat membutuhkan pertolongan.

Ia menyarankan segera pergi ke pihak profesional jika perilaku self sudah muncul. 

Orang sekitar pun perlu mengarahkan mereka yang di sekitarnya jika menunjukkan perilaku self harm, untuk melakukan penanganan ke pihak profesional. Seperti psikolog, psikiater, dan sebagainya. 

PERHATIAN:

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Anda bisa hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas