Anak Batuk, Pilek hingga Alami ISPA di Masa Pandemi, Orangtua Jangan Panik, Lakukan Hal Ini
Anak mengalami batuk, pilek dan demam, umumnya dianggap sebagai flu biasa. Namun, saat pandemi melanda, sebagian orangtua panik.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak terindikasi batuk, pilek, dan demam, umumnya dianggap sebagai flu biasa.
Namun, saat pandemi melanda, sebagian orangtua panik. Mereka menganggap anaknya terinfeksi covid-19.
Bagaimana sebaiknya orangtua menyikapinya?
Menurut Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, Dr dr Retno Asti Werdhani M Epid terjadi perubahan cuaca saat ini memang kerap menyebabkan sakit dan flu.
Apalagi pada anak-anak yang rentan alami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), bahkan sebelum masuknya Covid-19.
ISPA memang menjadi penyebab paling tinggi di sebagai masalah kesehatan di beberapa wilayah di Indonesia.
"Memang kebanyakan orang terinfeksi Covid-19 ini mengalami gejala pernapasan. Demam tinggi, batuk, bersin dan itu mirip dengan gejala flu. Pada anak-anak cenderung malah gejala lebih ringan dan banyakan yang tidak mengalami gejala," ungkapnya pada talkshow virtual, Senin (12/9/2022).
Baca juga: Walau Anak Cuma Pilek dan Batuk, Tak Semua Obat Bisa Diberikan Tanpa Resep Dokter
Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk tetap proaktif. Walau sebetulnya anak-anak sering mengalami gejala, orangtua disarankanperlu proaktif untuk melakukan pemeriksaan tes Covid-19.
"Supaya memastikan bahwa positif atau tidak. Dan kalau positif bisa langsung melakukan tracking. Agar, langsung memutus rantai penularan," papar dr Asti lagi.
Langkah di atas bertujuan agar kluster keluarga tidak terjadi. Menurut dr Asti lagi, penting untuk sadar bahwa ada gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan.
Tidak ada salahnya jika melakukan pemeriksaan Covid-19 dengan tes PCR, untuk memastikan positif atau tidak.
"Kalau misalnya tidak, kita harus bisa lakukan istirahat dan sebagainya. Kalau positif lakukan pelaporan sekolah supaya bisa lakukan tracing," tegas dr Asti.
Sikap ini,kata dr Asti bukan hanya untuk melindungi anak saja. Tapi juga mencegah penularan pada orang sekitar.