Diabetes Melitus: Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya
Diabetes Melitus adalah penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi. Ini gejala, penyebab hingga cara mengobati Diabetes Melitus.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Obat anti diabetes ada yang dimasukkan secara oral berupa tablet ataupun obat dalam bentuk injeksi.
Insulin yang diinjeksikan wajib untuk penderita Diabetes tipe 1 sedangkan untuk tipe 2 digunakan obat oral.
- Aktif Secara Fisik
Setelah obat, maka penderita Diabetes haruslah aktif secara fisik, artinya segala kegiatan fisik haruslah dilakukan agar membantu kadar gula dalam darah keluar dan darah kembali memproduksi insulin.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang punya aktifitas fisik punya resiko lebih kecil sebanyak 30-50 persen dibandingkan dengan individu pasif.
- Memperbaiki Kualitas Makanan
Penderita Diabetes ataupun Anda yang ingin bebas haruslah mempunyai diet seiring dengan itu, kualitas makanan sangat mendapatkan peranan penting bagi penderita Diabetes.
Perbanyak makanan sehat yang dianjurkan oleh para penderita Diabetes.
Kurangi gula, minyak, dan semua makanan berlemak lainnya.
Ingatlah untuk selalu mengikutkan buah ke dalam menu Anda.
Gangguan kulit serta infeksinya mengharuskan penderita Diabetes untuk wajib perhatikan.
Cara Mengetahui Diabetes Melitus
Jika ingin mengetahui apakah Anda terkena diabetes atau tidak, bisa dilihat dari tes gula darah.
Bukan hanya satu tes yang bisa dilakukan akan tetapi beberapa tes bisa menentukan tingkat gula dalam darah Anda.
Ada istilah GDS (Gula Darah Sewaktu) yaitu tes gula darah yang dilakukan pada saat kapanpun walaupun sesudah makan.
Hasilnya akan menggambarkan kadar gula darah.
Jika hasil menunjukkan >200 mg/dl (11,1 mmol/L), maka sudah pasti orang tersebut menderita gula darah.
Ada juga istilah GDP (Gula Darah Puasa), biasanya tes GDP dilakukan dengan sengaja dan untuk mengetahui kadar gula dalam darah setelah 8 sampai 10 jam tidak makan.
Dianjurkan untuk dilakukan di pagi hari.
Baca juga: Penyebab Stroke Beserta Gejala dan Faktor Risikonya
Nilai GDP tidak boleh lebih dari 126 mg/dl (> 7.0 mmol/L) karena akan terindikasi diabetes.
Selain pengukuran melalui tes gula darah, Hemoglobin glikat atau dikenal dengan nama (HbA1C) bisa menguji produksi selama 3 bulan terakhir.
Jika menunjukkan lebih dari 6,5 persen maka bisa diIdentikkan dengan Diabetes.
Lalu ada juga metode pelitian TTGO ( Tes Toleransi Glukosa Oral).
Walaupun berbeda tes, namun akurasinya sama.
Tes ini mengharuskan untuk puasa terlebih dahulu dan 2 jam setelah minum, baru glukosa bisa diketahui.
Jika nilai 2 jam setelah minum glukosa mencapai lebih besar atau sama dengan 200 mg/DL (11,1 mmol/L) maka seseorang terkena Diabetes.
(Tribunnews.com/Yurika)