Jangan Sembarangan Atasi Gangguan Nyeri, Harus Ditangani Dokter Spesialis
Sebelum melakukan pengobatan masalah nyeri, sebaiknya penderita mengetahui terlebih dahulu dari mana nyeri tersebut berasal.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelum melakukan pengobatan masalah nyeri, sebaiknya penderita mengetahui terlebih dahulu dari mana nyeri tersebut berasal.
Ini sangat menentukan untuk memastikan gangguan nyeri ini ditangani oleh dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis ortopedi, hingga dokter spesialis anestesi.
Dokter spesialis bedah saraf adalah mereka yang menangani masalah nyeri akibat adanya masalah pada saraf, untuk masalah nyeri akibat cedera atau kecelakaan, maka biasanya akan ditangani oleh dokter spesialis ortopedi.
Baca juga: Saraf Kejepit Kambuh, Ferry Irawan Takut Operasi hingga Pilih Penanganan Non Bedah
Sebenarnya nyeri pun dapat menjadi hal yang normal ketika habis berolahraga berat dan akan hilang dalam beberapa hari namun bisa rasa nyeri yang muncul terasa sangat tajam, menyebar, dan tidak hilang dalam jangka waktu yang lama patut diwaspadai.
Dokter Spesialis Anestesi, dr. Ketut Ngurah Gunapriya, yang berpraktek full time di KL Klinik menyebutkan bahwa nyeri bisa menjadi tanda adanya kerusakan yang tampak dan tidak tampak.
“Nyeri adalah suatu pengalaman emosional yang tidak menyenangkan. Biasanya, disebabkan oleh kerusakan tampak maupun tidak tampak. Baik nyeri dengan durasi pendek (akut) maupun durasi panjang (kronik), sama-sama dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya,” tuturnya.
Oleh karena itu, sebaiknya nyeri yang datang tak boleh kita sepelekan begitu saja, terutama jika nyeri datang di area seperti nyeri di area lutut, yakni saat rasa sakit yang datang secara tiba-tiba, seperti hentakan keras disertai dengan pembengkakan bisa menjadi tanda adanya ligament yang robek.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, maka akan menyebabkan pembengkakan lutut yang semakin parah, hingga dapat menyebabkan terjadi kerusakan jaringan daerah lutut secara permanen.
"Dan, dalam waktu yang lebih lama, dapat menyebabkan kerusakan sendi degeneratif (masalah akibat pertambahan usia) yang lebih serius," kata Ketut.
Ketut juga megingatkan jika muncul nyeri di tulang belakang terutama di bagian bawah dapat menjadi tanda dari adanya saraf kejepit.
Ini dapat terjadi ketika diskus (cakram tulang rawan) tulang bergeser atau keluar dari posisi anatomi, sehingga menekan saraf di sekitarnya.
Saat diskus memberi tekanan pada saraf dan pembuluh darah di sekitar, maka akan menyebabkan munculnya nyeri hingga mati rasa di sisi tubuh penderita.
"Mengabaikan nyeri akibat saraf kejepit dapat membuat postur tubuh menjadi tidak seimbang, kejang otot, hingga kerusakan saraf permanen," katanya.