Seberapa Berbahayakah Penyakit Autoimun? Ketahui Gejala dan Penanganannya
Hampir semua organ didalam tubuh manusia dapat menjadi lokasi berkembangnya penyakit autoimun.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun dimiliki oleh setiap manusia.
Kekebalan tubuh ini bekerja sistematis mencari dan menghancurkan 'agen' yang berpotensi menyerang kekebalan tubuh.
Pada situasi normal sistem Imun ini dapat mengenali sel tubuh dan atau sel asing yang berpotensi membahayakan tubuh manusia.
Baca juga: Manfaat Anggur untuk Kesehatan, Tingkatkan Kekebalan Tubuh hingga Turunkan Kolesterol
Pada acara edukasi 'Penyakit Autoimun, Kenali Gejala, Penyebab dan Pengobatannya' yang diselenggarakan Siloam Hospitals Sriwijaya, Senin (19/9/2022), Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi Imunilogi di Siloam Hospital Sriwijaya Palembang, dr. Masdianto Musai, Sp.PD-KAI, FINASIM., menjelaskan, penyakit autoimun merupakan sistem imun yang mengubah targetnya dan menyerang sejumlah sel tubuh dengan melepaskan protein (disebut autoantibodi).
Hampir semua organ didalam tubuh manusia dapat menjadi lokasi berkembangnya penyakit autoimun.
"Ada lebih dari 100 jenis keluhan penyakit yang dapat dikategorikan kumpulan penyakit autoimun. Beberapa penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ. Sementara ada pula dampak dari autoimun ini yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh", tutur dr. Masdianto Musai.
Masdianto Musai menjelaskan, penyakit autoimun belum teridentifikasi secara pasti penyebabnya.
Baca juga: Ashanty Mulai Jalani Pola Hidup Sehat Agar Tak Ketergantungan Pada Obat Autoimun
Namun terdata jelas seperti layaknya penyakit penyakit lain, faktor penyebab cenderung dikarenakan oleh faktor Genetik ( keturunan), Lingkungan tempat tinggal, gaya hidup yang tidak sehat, termasuk perubahan hormon dan Infeksi.
"Merokok tembakau, konsumsi alkohol dan adanya Obesitas dan atau penyakit penyerta lain merupakan faktor resiko. Data valid pun menunjukkan adanya faktor resiko tinggi pada wanita rentan usia 20-50 tahun," imbuh Masdianto Musai.
Penyakit Autoimun bahkan dimulai dengan sejumlah gejala ringan, misalnya : kelelahan, pegal otot, demam ringan dan lainnya. Namun gejala ini berkepanjangan atau dalam kurun waktu yang cukup lama.
Cara Pencegahan dan Pengobatan Autoimun
Dijelaskan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi Imunilogi di Siloam Hospital Sriwijaya Palembang dr. Masdianto Musai, Sp.PD-KAI, FINASIM., pencegahan autoimun dapat dengan melakukan pemeriksaan 'Immune Risk' yaitu pemeriksaan genomik, yaitu mengidentifikasi berdasarkan faktor genomik seseorang dengan mengacu pada faktor resiko kepada penyakit autoimun.
Dokter Masdianto turut mengingatkan dalam pencegahannya, dilengkapi dengan perbaikan faktor lingkungan tempat tinggal dan perbaikan gaya hidup yang sehat sebagai pencegahan terbaik terhadap penyakit autoimun.