Sisi Positif dan Manfaat Kesehatan Pakai Kondom, Pasutri Wajib Tahu
Sayangnya, stigma negatif terhadap kondom di Indonesia masih tergolong tinggi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Tentunya masyarakat yang dapat diberikan akses secara mudah ini adalah mereka yang telah berusia dewasa dan menikah.
dr. Levi kembali menekankan bahwa penggunaan kondom tergolong sangat mudah dan tanpa perlu bantuan orang lain.
Tidak seperti pemakaian alat kontrasepsi spiral atau Intrauterine Device (IUD) yang harus dibantu tenaga kesehatan dalam proses pemasangannya.
"Kemudian memudahkan masyarakat untuk bisa mengakses kondom, karena kondom nggak perlu menunggu beberapa hari sudah bisa efektif mencegah kehamilan. (Berbeda) kalau dipasang IUD (alat kontrasepsi lainnya) harus dipasang oleh tenaga kesehatan," tegas dr. Levi.
DKT Indonesia pun sebelumnya telah menginisiasi kampanye 'Pria Ber-KB Itu Keren' bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2021 lalu untuk menggaungkan pentingnya peran aktif pria dalam mensukseskan program Keluarga Berencana (KB).
"Sesuai dengan campaign dari BKKBN juga, pria yang memakai kontrasepsi itu keren ya," papar dr. Levi.
Karena saat pria dan wanita telah memutuskan untuk menikah, maka tanggung jawab dalam membangun keluarga harus menjadi tugas bersama.
Termasuk dalam perencanaan kehamilan, tidak hanya istri yang harus menggunakan alat kontrasepsi, suami pun harus bisa melakukan hal yang sama.
"Jadi memang kondom ini juga salah satu usaha kita. Yang namanya menikah, suami istri, merencanakan kehamilan itu bukan tanggung jawab istrinya saja, istri sudah hamil 9 bulan, suami juga harus step up mendukung istrinya untuk melakukan perencanaan keluarga bersama," kata dr. Levi.
dr. Levi pun kembali menegaskan bahwa suami yang memakai kondom demi mencegah istrinya menggunakan alat kontrasepsi adalah tipe suami yang bertanggung jawab dan menyayangi pasangannya.
"Suami yang pakai kondom, memilih memakai kondom supaya istrinya nggak usah memakai alat kontrasepsi itu keren banget. Nah dengan kondom ini kita makin bisa membuat suami-suami lebih bisa bertanggung jawab dan memiliki peran dalam pemilihan kontrasepsi," jelas dr. Levi.
Saat ini pun DKT Indonesia telah menghadirkan berbagai inovasi untuk menghilangkan stigma buruk terhadap kondom dan membuat alat kontrasepsi ini semakin dekat dengan masyarakat.
Mulai dari meluncurkan kondom dengan desain bergerigi, hingga yang memiliki rasa buah bahkan kopi.
"Nah sekarang kondom itu variasinya sudah banyak, sekarang pilihan kondom itu banyak. Ada yang bergerigi, ada yang rasanya kopi kayak Fiesta, kemudian ada rasa watermelon. Yang bergerigi akan menimbulkan sensasi ketika melakukan hubungan seksual dengan pasangan," pungkas dr. Levi.
Nah, dalam menyambut Hari Kontrasepsi Sedunia 2022 yang jatuh pada 26 September, DKT Indonesia melalui brand kontrasepsi pria 'Sutra' mengkampanyekan 'Helm Merah' untuk menyebarluaskan informasi dan memberikan edukasi terkait pentingnya kesadaran kaum pria dalam menggunakan alat kontrasepsi.
Kampanye tersebut dilakukan dengan melibatkan kaum pria yang berkeliling Jakarta menggunakan berbagai moda transportasi umum, mulai dari busway hingga ojek online.
Sr. Brand Manager Kondom Sutra, David Dwi Santoso mengatakan bahwa helm merupakan simbol pengaman yang mirip seperti kondom.
Melalui penggunaan helm ini, ia berharap dapat secara mudah memberikan edukasi kepada masyarakat agar semakin peduli terhadap kampanye tersebut.
"Dengan kampanye ini, kami ingin menjangkau lebih banyak lagi masyarakat umum dengan media yang unik, sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami. Penggunaan kondom juga membiasakan para pria untuk lebih bertanggung jawab dan tidak egois. Karena selama ini, kesadaran penggunaan alat kontrasepsi titik beratnya ada pada kaum perempuan," tegas David.
Nah, edukasi mengenai pentingnya pemanfaatan kondom secara efektif ini tentunya dapat dimulai dari orang terdekat kita.