Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Dokter Paru: Risiko Kematian Bisa Terjadi Bila Menghirup Gas Air Mata dalam Konsentrasi Tinggi

Ketua Umum PDPI mengatakan, gas air mata yang dihirup dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dokter Paru: Risiko Kematian Bisa Terjadi Bila Menghirup Gas Air Mata dalam Konsentrasi Tinggi
Surya Malang/Purwanto
Kericuhan suporter Areman FC yang bentrok melawan polisi buntut kekalahan Arema FC dalam pertandingan Liga 1 melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Dalam bentrok ini polisi menembakkan gas air mata dan 127 suporter termasuk 2 polisi dilaporkan tewas. Ketua Umum PDPI mengatakan, gas air mata yang dihirup dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. 

Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan. Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi.

"Walaupun dampak utama gas air mata adalah dampak akut yang segera timbul, ternyata pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan. Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi dan apalagi kalau di ruangan tertutup," ujar Guru Besar FKUI ini.

Dilansir dari CDC, gas air mata adalah adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan kerusuhan atau membubarkan massa.

Senyawa dari gas air mata adalah chloroacetophenone (CN) dan chlorobenzylidenemalononitrile (CS).

Efek yang muncul terjadi pada mata, hidung, kulit hingga paru-paru.

Bila terkena dalam waktu yang lama gas air mata bisa menyebabkan efek yang lebih serius.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas