5 Provinsi dengan Kasus Gangguan Ginjal Akut Terbanyak di Indonesia
Data per 18 Oktober 2022, ada 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia dengan mayoritas pada usia balita atau 1-5 tahun.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak atau Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury atau Gg GAPA.
Data per 18 Oktober 2022, ada 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia dengan mayoritas pada usia balita atau 1-5 tahun.
Baca juga: Imbauan IDAI untuk Masyarakat Terkait Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak
Adapun lima provinsi dengan kasus terbanyak adalah yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Aceh.
Berikut sebaran kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak atau Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury atau Gg GAPA di Indonesia per (18/10/2022):
- Aceh 18 kasus
- Sumatera Utara 8 kasus
- Sumatera Selatan 1 kasus
- Sumatera Barat 21 kasus
- Kepulauan Riau 3 kasus
- Jambi 3 kasus
- DKI Jakarta 40 kasus
- Banten 11 kasus
Jawa Barat 40 kasus - Jawa Tengah 1 kasus
- Jawa Timur 25 kasus
- Daerah Istimewa Yogyakarta 11 kasus
- Bali 17 kasus
- Nusa Tenggara Timur 1 kasus
- Kalimantan Barat 1 kasus
- Kalimantan Timur 1 kasus
- Kalimantan Selatan 1 kasus
- Sulawesi Selatan 1 kasus
- Papua 1 kasus
- Papua Barat 1 kasus
Sementara, untuk kasus meninggal ada 99 kasus.
Mayoritas pasien yang meninggal adalah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, dimana kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65 persen.
Baca juga: Nakes di Daerah Bisa Manfaatkan Layanan Telemedicine Seiring Lonjakan Gangguan Ginjal Akut pada Anak
Kementerian Kesehatan meminta agar orangtua mewaspadai sejumlah gejala jika anak mengalami gangguan ginjal akut.
Dimulai dari diare, mual ,muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali, maka orang tua harus selalu hati-hati.