Penyebab Kematian Gangguan Ginjal Akut di Indonesia Begitu Tinggi Menurut Kemenkes
Kemenkes menyatakan angka kematian anak dari total kasus gangguan ginjal ini di Indonesia mencapai 48 persen.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Angka kasus kematian akibat gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia terbilang tinggi.
Dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) angka kematian anak dari total kasus gangguan ginjal ini di Indonesia mencapai 48 persen.
Lalu kenapa angka kematian bisa tinggi? Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr M Syahril, ada alasan kenapa angka kematian tinggi pada gangguan ginjal akut ini.
"Ginjal sebagai pusat metabolisme, organ sangat penting. Apa bila terjadi maka akan menganggu motablisme dan menyebabkan organ lain terganggu," paparnya dalam keterangan pers virtual, Rabu (20/10/2022).
Menurutnya, ginjal bisa saja terganggu aktivitasnya. Tapi jangan sampai berakhir pada gagal ginjal. Jika sudah terjadi gagal ginjal, maka tubuh tidak bisa beraktivitas sebagai alat metabolisme tubuh.
Tanda ginjal mengalami gangguan bisa dilihat dengan frekuensi dan jumlah air urin yang sangat sedikit. Bahkan jika betul terjadi terjadi kerusakan berat, maka tidak akan ada air seni yang diproduksi.
Baca juga: Epidemiolog Rekomendasikan Kasus Gagal Ginjal Akut Dikategorikan KLB
"Tingkat kematian tinggi karena sudah masuk ke fase itu. Saat ini kami sampaikan pada masyarakat serta fasilitas kesehatan untuk lebih waspada. Serta berikan tindakan lebih cepat jika menunjukkan gejala," tegasnya.
Baca juga: Jenis-jenis Bahan Kimia Beracun yang Ditemukan dalam Sampel Obat Sirup yang Diuji WHO?
Lebih lanjut dr Syahril menyebutkan jika gejala lain yang muncul selain produksi air urin berkurang adalah munculnya demam, batuk dan pilek. Tapi gejala ini tidak selalu ada.