Bukan Panik, Ini yang Bisa Dilakukan Masyarakat Saat Anak Tunjukkan Gejala AKI
Bukan panik, ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat saat anak tunjukkan gejala acute kidney injury (AKI) atau gangguan ginjal akut.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA – Bukan panik, ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat saat anak tunjukkan gejala acute kidney injury (AKI) atau gangguan ginjal akut.
Hal ini disampaikan oleh Praktisi Farmasi Klinik Rumah Sakit Akademik UGM, dr Ika Puspita Sari S.Si, M.Si. Apt.
Berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh orangtua saat anak tunjukkan gejala yang mengarah ke gangguan ginjal akut.
Pertama, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dini.
Jika anak mengalami demam, infeksi saluran napas, gangguan saluran cerna hingga berkurangnya produksi urin maka segera bawa ke fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Baca juga: Sebaran Gangguan Ginjal Akut, di Jakarta 40 Anak Meninggal
"Tidak usah tanya kiri, kanan langsung bawa ke fasilitas kesehatan tingkat pertama. Di sana dipastikan bisa pulang, dirawat atau dirujuk ke rumah sakit," ungkapnya pada webinar yang diadakan UGM, Sabtu (22/10/2022).
Kedua, masyarakat jangan panik dan pastikan meneroma informasi yang valid.
Masyarakat dihimbau untuk mencari informasi di sumber terpercaya.
Bisa pula mencari update terbaru dan edukasi pada tengah kesehatan di lingkungan sekitar.
Ketiga, hindari dulu penggunaan obat cair untuk sementara waktu.
Baca juga: Selidiki Potensi Tindak Pidana, Menko PMK Minta Kapolri Usut Kasus Sakit Ginjal Akut Anak
Diberitakan sebelumnya, Kasus gangguan ginjal akut pada anak dilaporkan melonjak drastis sejak bulan Agustus 2022.
Berdasarkan perkembangan terbaru, teridentifikasi sebanyak 241 kasus gangguan ginjal akut.
Ggangguan ginjal akut ini juga mayoritas menyerang balita atau bayi di bawah lima tahun.
Adapun untuk gejala klinis, yakni demam, kehilangan nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi hingga pendarahan.
(*)