Cara Mengobati Penyakit Leptospirosis, Berikut Gejala hingga Pencegahannya
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira Interrogans, berikut cara mengobati Leptospirosis, lengkap dengan gejala hingga pencegahannya.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah cara mengobati Leptospirosis, lengkap dengan gejala hingga pencegahannya.
Memasuki musim penghujan, masyarakat diharapkan mulai mewaspadai datangnya bencana banjir dan terhindar dari penyakit penyerta banjir.
Salah satu penyakit penyerta banjir yang jarang diketahui oleh masyarakat adalah Leptospirosis.
Baca juga: 6 Penyakit yang Sering Terjadi di Musim Penghujan, dari Diare hingga Leptospirosis
Apa itu Leptospirosis?
Melansir laman resmi RSU Kota Tangerang Selatan, Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira Interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini.
Beberapa jenis hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis adalah anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi atau babi.
Bakteri tersebut dapat bertahan hidup dalam ginjal hewan yang terinfeksi.
Leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira.
Penyakit infeksi bakteri banyak terjadi di daerah yang terkena banjir.
Leptospirosis juga rentan menyerang orang-orang yang biasa kontak dengan hewan tersebut.
Gejala Leptospirosis
- Mual
- Muntah
- Meriang
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Sakit perut
- Diare
- Kulit atau area putih pada mata yang menguning
- Demam
- Ruam
- Konjungtivitis (mata merah akibat peradangan)
Baca juga: Waspada Penyakit Leptospirosis: Berawal dari Penularan Air Kencing Tikus, Ketahui Cara Mencegahnya
Leptospirosis biasanya menunjukkan gejala secara mendadak dalam kurun waktu 2 minggu setelah penderita terinfeksi.
Pada sebagian kasus, gejala baru terlihat setelah 1 bulan.
Setelah muncul gejala, penderita leptospirosis biasanya akan pulih dalam waktu 1 minggu setelah sistem imunitas dapat mengalahkan infeksi.
Namun, sebagian penderita akan mengalami tahap kedua penyakit leptospirosis yang dikenal sebagai penyakit Weil.
Gejala penyakit Weil ini ditandai dengan dada terasa nyeri, serta kaki dan tangan yang bengkak.
Selama terserang tahap kedua penyakit leptospirosis ini, bakteri dapat menyerang organ lain sehingga kondisi menjadi lebih parah.
Keadaan tersebut ditunjukkan dengan gejala sebagai berikut:
- Gangguan pada paru-paru dengan gejala batuk, napas pendek, dan batuk yang mengeluarkan darah.
- Gangguan pada ginjal yang dapat berujung dengan kondisi gagal ginjal.
- Gangguan pada otak yang ditunjukkan dengan gejala meningitis.
- Gangguan pada jantung yang memicu peradangan jantung (miokarditis) atau gagal jantung.
Cara Mengobati Leptospirosis
Leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu.
Obat antibiotik yang umumnya digunakan untuk leptospirosis adalah penisilin dan doksisiklin.
Namun, untuk kasus yang ringan, pasien dapat diberikan obat antibiotik tablet.
Antibiotik biasanya diberikan selama 1 minggu dan harus dikonsumsi hingga obat habis untuk memastikan infeksi sudah bersih.
Dalam waktu beberapa hari setelah pengobatan, kondisi penderita mulai membaik.
Jika penyakit leptirospirosis berkembang lebih parah atau sering disebut penyakit Weil, maka pasien perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Pada kondisi ini, antibiotik akan disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena dalam tubuh.
Saat infeksi telah menyerang organ tubuh, maka beberapa penanganan tambahan diperlukan untuk menjaga sekaligus mengembalikan fungsi tubuh, seperti:
- Infus cairan, untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada penderita yang tidak bisa minum banyak air.
- Pemantauan terhadap kerja jantung.
- Pemakaian alat bantu pernapasan jika terjadi gangguan pernapasan pada penderita.
- Dialisis atau cuci darah, untuk membantu fungsi ginjal.
Kemungkinan sembuh dari penyakit Weil tergantung dari organ mana yang ikut terserang infeksi dan tingkat keparahannya.
Kematian pada pasien leptospirosis parah yang terjadi biasanya disebabkan oleh komplikasi gangguan paru-paru, ganguan ginjal, atau perdarahan dalam tubuh.
Pencegahan Leptospirosis
Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjangkit penyakit leptospirosis, di antaranya:
- Jaga kebersihan dan cuci tangan setelah melakukan kontak dengan hewan atau sebelum makan.
- Vaksinasi hewan piaraan atau ternak supaya terhindar dari leptospirosis.
- Hindari air yang sudah terkontaminasi dan pastikan kebersihan air sebelum mengonsumsinya.
- Jauhi binatang yang rentan terinfeksi bakteri, terutama tikus liar yang paling banyak membawa bakteri leptospira.
- Jika perlu, gunakan disinfektan.
- Gunakan pakaian yang melindungi tubuh dari kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira.
- Bersihkan dan tutup luka dengan penutup tahan air agar tidak terpapar air yang terkontaminasi bakteri.
- Mandi secepatnya setelah berolahraga dalam air.
(Tribunnews.com/Latifah)