Nyeri Pinggang hingga Saraf Kejepit, Perokok Rentan Mengalaminya, Ini Penjelasan Dokter
Sekira 80% pernah merasakan nyeri pinggang, setidaknya sekali dalam hidupnya. Tak sedikit orang abai dan merasa tak perlu melakukan pengobatan.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saraf kejepit merupakan kondisi berbahaya yang biasanya ditandai dengan rasa nyeri di area tubuh tertentu, termasuk di area pinggang.
Meskipun begitu, beberapa orang masih sulit membedakan nyeri pinggang biasa dengan yang berbahaya.
Mengutip dari Mayo Clinic menyebutkan bahwa sekitar 80 persen pernah merasakan nyeri di area pinggang, setidaknya sekali dalam hidupnya.
Baca juga: Ketahui Aktivitas Berisiko Alami Saraf Kejepit dan Cara Penanganannya
Banyak orang abai terhadap nyeri pinggang, beberapa orang lainnya merasa perlu melakukan pengobatan.
Lalu, sebenarnya bagaimana cara membedakan rasa nyeri pinggang akibat saraf kejepit dengan nyeri pinggang biasa? Simak ulasannya dalam artikel berikut!
Berbagai penyebab nyeri pinggang
Nyeri pinggang merupakan masalah umum yang sering dialami oleh orang dewasa. Meskipun begitu, sangat sulit mendiagnosis nyeri pinggang tanpa bantuan medis, apalagi nyeri pinggang ini bisa disebabkan oleh berbagai penyebab.
Mengutip dari Cleveland Clinic menyebutkan bahwa nyeri pinggang atau low back pain ini dapat terjadi akibat cedera, kondisi/penyakit tertentu, hingga cedera otot biasa akibat aktivitas sehari-hari.
Rasa nyeri yang muncul pada nyeri pinggang juga berbeda-beda, mulai dari ringan, sedang, hingga nyeri tajam yang mengganggu aktivitas.
Berikut adalah beberapa penyebab nyeri pinggang yang paling sering terjadi, di antaranya cedera saat berolahraga, akibat duduk terlalu lama, atau membawa tas punggung yang terlalu berat, terjadi peradangan pada sendi tulang belakang.
Kemudian kelainan pada lengkungan tulang belakang seperti kifosis, lordosis, hingga skoliosis dan saraf kejepit atau Hernia Nucleous Pulposus
Hernia Nucleous Pulposus (HNP) atau saraf kejepit merupakan masalah yang sering terjadi di area tulang belakang, umumnya bagian punggung bawah atau pinggang.
Kondisi ini dapat terjadi ketika saraf di area tulang belakang tertekan oleh jaringan sekitarnya, sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri, baal, dan otot bagian tulang belakang yang melemah.
Semua orang berisiko mengalami saraf kejepit, terutama mereka yang berusia 50 tahun ke atas, memiliki berat badan berlebih.
Juga genetika, beberapa orang mewarisi kecenderungan untuk mengalami HNP atau saraf kejepit.
Perokok atau orang dengan kebiasaan merokok juga rentan mengalaminya.
Sebab kebiasaan merokok dapat mengurangi suplai oksigen ke disk tulang belakang, sehingga menyebabkan tulang belakang lebih rentan rusak dan duduk dalam waktu yang lama.
Saraf kejepit sebaiknya tak dianggap remeh, karena jika terus dibiarkan akan menganggu hantaran listrik sistem saraf ke otak, sehingga menyebabkan kesemutan, otot di bagian paha menjadi lemah, muncul rasa nyeri yang dapat menganggu aktivitas.
Bahkan, bisa menyebabkan kelumpuhan.
Ketut Ngurah Gunapriya, dokter spesialis anestesi mengatakan, sebaiknya jika sudah mengalami gejala nyeri di area tulang belakang, segera lakukan konsultasi dengan dokter.
“Apalagi jika rasa nyeri tak hilang dalam waktu berbulan-bulan hingga menahun, nah itu bisa jadi warning sign adanya saraf kejepit. Untuk itu, segera lakukan konsultasi dengan dokter,” kata Ketut Ngurah kepada wartawan, Jumat (28/10/2022).
Cara membedakan gejala nyeri pinggang biasa dengan saraf kejepit?
Pada umumnya nyeri pinggang biasa akibat aktivitas sehari-hari dapat hilang dengan sendirinya, atau muncul beberapa saat saja.
Namun, kamu harus waspada jika mengalami nyeri yang disertai dengan kesemutan di area kaki, melemahnya otot-otot di bagian paha atau kaki, muncul nyeri tajam di pinggang yang menjalar ke area kaki.
Pengobatan dan pemeriksaan terhadap nyeri saraf kejepit
Dr. Ketut Ngurah Gunapriya, Sp.An, KIC, FIPM, CIPS memaparkan bahwa untuk mengatasi sekaligus mencegah saraf kejepit, melakukan pemeriksaan dengan dokter.
“Pemeriksaan pada saraf kejepit biasanya dilakukan setelah melakukan konsultasi, biasanya dokter akan menyarankan pemeriksaan deteksi HNP dengan CT-Scan atau MRI untuk mengetahui ada atau tidaknya saraf kejepit.
"Setelah itu, dokter akan memberikan beberapa pilihan pengobatan yang sesuai dengan tingkat keparahan saraf kejepit. Kalau sudah parah ya kita lakukan pengobatan dengan tindakan medis, operasi itu pilihan terakhir,” kata dokter yang berpraktik di Pain Center KL Klinik ini.
Tempat pengobatan pada masalah nyeri, termasuk masalah nyeri saraf kejepit tanpa tindakan operasi adalah di Klinik Nyeri Pain Center KL Klinik, dengan konsep “Pain Care Management” hadir membantu masalah nyeri Anda.
Dokter dan perawat kami sudah tersertifikasi dalam pelayanan nyeri dengan belasan tahun pengalaman dalam menangani ratusan pasien dengan masalah nyeri yang berbeda-beda.
"Dibandingkan dengan terapi nyeri yang konvensional (obat minum) ataupun tindakan operasi yang berisiko tinggi untuk pasien, Klinik Nyeri Pain Care Manajement memilih memfokuskan kenyamanan serta teknik pengobatan modern yang aman dan efektif tanpa pembedahan atau operasi," katanya.