Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Obat Murah Diituding Pemicu Gangguan Ginjal Akut, Begini Tanggapan Pakar

Dalam kasus gangguan ginjal akut, mayoritas obat yang tercemar adalah obat murah yang dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Obat Murah Diituding Pemicu Gangguan Ginjal Akut, Begini Tanggapan Pakar
dok pribadi
Peneliti keamanan dan ketahanan kesehatan Dicky Budiman. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Obat yang diduga jadi penyebab gangguan ginjal akut, disebut obat yang memiliki harga murah. 

Terkait hal ini, peneliti keamanan dan ketahanan kesehatan Dicky Budiman mengungkapkan keprihatinan pada mayoritas obat sirup yang ditemui adanya cemaran penyebab gangguan ginjal akut, sebagian besar dikonsumsi masyarakat menegah ke bawah. 

"Lebih memprihatinkan adalah dalam konteks gangguan ginjal akut ini mayoritas obat tercemar adalah obat murah yang dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (9/11/2022). 

Sebagian yang mengonsumsi berada di tengah-tengah keterbatasan akses layanan kesehatan dari sisi finansial, geografis dan sebagainya. 

Hal ini, kata Dicky yang menjadi potensi kasus tersebut minim terdeteksi. 

"Karena sistim deteksi, komitmen dan penjangkauan juga lemah. Sehingga akhirnya korban yang ada tidak terdeteksi, tidak terlaporkan dan terungkap," papar Dicky lagi. 

Baca juga: Kemenkes: Pasien Sembuh Gagal Ginjal Akut Bisa Pulih 100 Persen

Berita Rekomendasi

Sehingga, kasus yang menguak bersifat hanya di permukaan atau dekat dengan pusat pemerintahan. 

Sedangkan masyarakat yang terbatas tadi terpinggirkan dan terabaikan.  "Artinya pemerintah telah gagal memenuhi hak kesehatan masyarakat. Padahal konsumsi obat kemungkinan besar korban dari adanya keteledoran ini," tegasnya. 

Tidak hanya keterbatasan finansial dan geografis saja, situasi ini juga ditambah dengan keterbatasan literasi kesehatan.

Hal ini, kata Dicky mesti menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan ke depannya agar lebih memahami situasi dan permasalahan yang terjadi di masyarakat.

"Tidak hanya permukaan atau di daerah perkotaan, atau melihat pada indikator yang tidak mewakili kejadian sesungguhnya di lapangan," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas