Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Cegah Penyakit Menular
Menkes Budi Sadikin Gunadi menyatakan, pandemi Covid-19 membuka pandangan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menjaga prokes.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI (menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pandemi Covid-19 membuka pandangan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menjaga protokol kesehatan.
Data BPS menunjukkan 1 dari 4 orang Indonesia tidak memiliki akses ke fasilitas cuci tangan dasar, dan hanya separuh fasilitas publik yang memiliki fasilitas CTPS (cuci tangan pakai sabun) yang berfungsi.
Baca juga: 15 Oktober Diperingati Hari Cuci Tangan Sedunia, Ini Sejarah hingga Hal yang Dapat Dilakukan
"Pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan PHBS sebagai bagian dari sanitasi total berbasis masyarakat serta GERMAS, sebagai salah satu prioritas dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030," kata dia dalam sambutan acara program Indonesia MIRAH (Medical Innovation Research in Health) 2022, Sabtu (12/11/2022).
Ditambahkan, Presiden Elect Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes,, berbagai penelitian menegaskan tentang bagaimana perubahan perilaku masyarakat terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci dalam mencegah penyebaran berbagai penyakit menular.
"Inilah mengapa, riset dan inovasi terkait PHBS penting untuk terus diperbaharui sehingga masyarakat dapat terus terinformasi dan teredukasi terkait urgensi penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari, guna mencegah penyebaran berbagai penyakit berbahaya," kata dokter Slamet.
Adapun fokus pemerintah terhadap penyakit menular tak hanya Covid-19, salah satunya tuberkulosis atau TBC.
Baca juga: Sosialisasikan PHBS, Mobil Edukasi Wujudkan Indonesia Bebas Dengue Memulai Tugas Di Cirebon
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, dr Imran Pambudi, MPHM, memaparkan, kasus TBC di Indonesia terus meningkat.
Semula 824 ribu kasus pada tahun 2020, 2021 menjadi 969 ribu kasus.
"Kini Indonesia sudah menjadi ranking kedua kembali setelah India dalam jumlah kasus tuberkulosis," kata dia.
Kemudian, demam berdarah dengue atau DBD juga kerap menghantui masyarakat di masa penghujan ini.
Baca juga: Latih Kesadaran akan Kebersihan dan Kedisiplinan, KKN UNS Adakan Sosialisasi PHBS & Manajemen Waktu
Disebutkan Imran termasuk hepatitis A, B, ada C, dimana terkait hygiene merupakan hepatitis A yang menyebabkan orang menjadi kuning.
Juga malaria, serta kusta, leptospirosis maupun Accute Kidney Injury (AKI)