Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Psikolog Anjurkan Ada Pemeriksaan Rutin Kesehatan Mental Tiap 6 Bulan atau Setahun Sekali

Pemeriksaan kesehatan mental penting dilakukan secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Psikolog Anjurkan Ada Pemeriksaan Rutin Kesehatan Mental Tiap 6 Bulan atau Setahun Sekali
iStockphoto
Masalah kesehatan mental remaja 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pemeriksaan kesehatan mental penting dilakukan secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko. 

Mereka yang memiliki faktor risiko misalnya, memiliki riwayat dengan masalah kesehatan mental. 

Baca juga: Menjaga Kesehatan Mental Generasi Z, Pas Banget Baca Buku Cegah Bunuh Diri Remaja: Yuk, Deteksi 

Hal ini diungkapkan oleh Psikolog & Grafolog Joice.

"Mental check up disarankan tiap enam bulan atau satu tahun sekali," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (4/11/2022). 

Dengan adanya mental check up, maka akan diketahui apakah punya masalah kesehatan mental atau tidak. 

Menurut Joice, orang Indonesia tidak memiliki fokus yang baik terkait mental chek up.

Baca juga: Psikolog Bicara Pemicu Kasus Anak Bunuh Diri, Upaya Pencegahan Paling Penting 

Berita Rekomendasi

Sebagian dari masyarakat Indonesia bersedia untuk melakukan chek up yang berhubungan fisik hingga ke luar negeri. 

Namun, jika berusia dengan kesehatan mental, mereka menganggap hal ini urusan mudah.

"Gampang lah, berdoa saja, healing-healing beres. Enggak, tidak sesederhana itu, itu lebih kompleks dari pada penyakit fisik. Kenapa? Karena tidak kelihatan," katanya lagi. 

Saat melakukan mental check up, akan dicari sampai ke generasi sebelumnya, apakah memiliki permasalah mental. 

Ia pun menyebutkan semua ini berhubungan dengan unsur genetika. 

Ilustrasi Hari Kesehatan Mental Dunia atau World Mental Health Day
Ilustrasi Hari Kesehatan Mental Dunia atau World Mental Health Day (freepik.com)

"Jadi dengan chek up akan dilakukan pengukuran, ya melalui anamnesa namanya, diwawancara, dia akan melihat riwayat hidupnya, kemudian riwayat keluarganya, seperti apa," kata Joice lagi. 

Selanjutnya, akan dibuat tes psikologi yang mengukur bagaimana gambaran kepribadian seseorang. 

Baca juga: Gangguan Kesehatan Mental Meningkat di Indonesia, Kemenkes Akui Jumlah Psikiater Belum Mumpuni 

Kemudian, dielaborasi lebih jauh, dan baru diketahui setelahnya. 

Jika memang ditemukan masalah kesehatan mental, maka akan diupayakan treatment dalam bentuk terapi.

"Kalau sudah menyentuh aspek fisik seperti bipolar, depresi, skizofenia, itu harus mendapatkan treatment medis, pakai obat dari dokter," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas