Minum Obat Teratur, Pengidap HIV AIDS Bisa Hidup Sehat, Bugar dan Fit hingga Menikah dan Punya Anak
Seorang pengidap HIV/AIDS harus mengikuti terapi obat anti-retroviral secara disiplin dan teratur.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seorang pengidap HIV/AIDS harus mengikuti terapi obat anti-retroviral secara disiplin dan teratur.
Tujuannya untuk mengontrol perkembangan human immunodeficiency virus (HIV).
Baca juga: Denise Chariesta Disebut Terinfeksi HIV, Ini Perjalanan Virusnya Mulai Masuk hingga Lemahkan Tubuh
Penemu kasus AIDS pertama di Indonesia sekaligus dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) Prof Zubairi Djoerban mengungkapkan, seorang pasien HIV/AIDS dapat hidup normal, bugar dan sehat serta fit.
"Intinya jangan sampai putus obat kalau Anda HIV AIDS obat teratur maka anda tidak lagi, sakit tidak menular dan bisa produktif, fit. Semuanya bisa tertular (HIV/AIDS) tapi bisa dicegah diobati," kata dia saat berbincang dengan Tribun Network, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, kepatuhan minum obat membuat penularan HIV/AIDS dalam keluarga bisa dicegah.
Dari data yang ada banyak keluarga atau anak dari pasien tidak tertular.
Baca juga: Ciri-ciri Orang Terkena HIV, Mulai dari Stadium 1 hingga Stadium 3
"Tes diagnosanya dan obatnya gratis ada di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Berkaca dari ruang pratiknya ia menuturkan, pasien dengan HIV/AIDS yang teratur minum obat, saat terkena Covid-19 sehat bahkan tanpa gejala.
Untuk itu perlu olahraga yang konsisten, berobat teratur, jika ada masalah kesehatan lain langsung diobati.
"HIV AIDS jika terkena siapa takut karena sudah minum obat teratur bisa lebih sehat," ujar dia.
Pakar kesehatan menegaskan, orang dengan HIV/AIDS tidak perlu takut atau minder untuk menikah dengan lawan jenis bahkan memiliki anak.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Pastikan Obat ARV untuk ODHA Tersedia saat Pandemi Covid-19
Menurutnya, semua orang berhak menikah dan memiliki keturunan tanpa terkecuali ODHA.
Namun sebelum melangkah, ODHA harus mempersiapkan diri.
"Apakah ODHA boleh menikah? Tentu itu hak semua orang. Namun pastikan diri tidak menulari lagi," kata dia.
Ia mengungkapkan, saat ODHA ingin menikah harus melakukan terapi secara rutin dengan obat ARV, guna memastikan jumlah virus didalam tubuh sangat rendah dan tidak menulari pasangan.
"Tunda dulu. 3 bulan, paling lama 6 bulan minum obat teratur. Virusnya tidak terdeteksi. Tidak lagi menular, tidak menular keturunan," imbuh dokter yang berpratik di RS Kramat 128 ini.
Baca juga: Denise Chariesta Dituding HIV, Ini 3 Jenis Pemeriksaan Medis untuk Membuktikan Tertular atau Tidak
Kemudian, saat pasangan ODHA terbukti negatif HIV, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan agar tidak tertular dan melakukan pemeriksaan secara rutin.
Juga selama berhubungan seksual selalu menggunakan kondom sebagai tindakan pengamannya.
Serta tetap menjaga kesehatan, dan menghindari segala aktivitas yg beresiko tertular HIV seperti berganti-ganti pasangan seksual, melakukan hubungan seksual tanpa pengaman, dan menggunakan jarum suntik secara bergantian.
Pasangan sebelum menikah disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan di klinik untuk melakukan cek atau test HIV.
"Sekarang silakan menikah saat virusnya menurun sekali. Jadi boleh menikah dan tentu anaknya tidak tertular," ujar Prof Zubairi.