Konsumsi Gula Berlebih Berkontribusi pada Tingginya Asupan Kalori yang Dapat Meningkatkan Diabetes
Diabetes merupakan Mother of Diseases yang memicu munculnya komplikasi penyakit seperti hipertensi, jantung, stroke, gagal ginjal.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diabetes merupakan Mother of Diseases yang memicu munculnya komplikasi penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, kebutaan serta komplikasi berbagai organ lainnya.
Untuk itu, individu dengan riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa (GDP) terganggu atau kelompok pre-diabetes perlu lebih memerhatikan diri dan menerapkan pola hidup sehat salah satunya dengan memperhatikan asupan makanan dan minuman, agar kondisi mereka tidak berlanjut menjadi diabetes melitus.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Rudy Kurniawan, SpPD, DipTH, MM, MARS menjelaskan, konsumsi gula berlebih sangat berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori yang dapat meningkatkan diabetes.
Baca juga: Pasien Diabetes Berisiko Alami Long Covid-19, Benarkah? Berikut Penjelasan Dokter
Namun bukan berarti masyarakat sama sekali tidak boleh mengonsumsi gula.
"Masyarakat boleh mengonsumsi gula dengan batasan yang telah dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI," kata Rudy saat workshop Batasi Konsumsi Gula untuk Cegah Diabetes dalam rangka Hari Kesehatan Nasional & Hari Diabetes Sedunia 2022 di Jakarta belum lama ini.
Selain itu, kata dia masyarakat khususnya kelompok pre-diabetes dan diabetes juga memiliki alternatif pengganti gula berupa pemanis rendah kalori.
Hal ini tentunya perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang rutin, dan membatasi konsumsi gula, garam dan lemak dengan memperhatikan label kemasan sebelum makan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI, Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes mengungkapkan, diabetes merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi beban kesehatan karena telah menyerang setidaknya 537 juta orang di seluruh dunia dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 783 juta pada tahun 2045.
Di Indonesia, jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021 yang menduduki peringkat ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia dan diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 28,6 juta pada tahun 2045.
"Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya gaya hidup kekinian yang sering mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih serta kurangnya olahraga, sehingga berisiko terkena diabetes,” katanya.
Koordinator Kelompok Substansi Standardisasi Pangan Olahan Keperluan Gizi Khusus, Klaim dan Informasi Nilai Gizi, serta Pangan dengan Proses Tertentu dan Cara Produksi Pangan Tertentu, Badan POM RI, Sofhiani Dewi, STP, M.Si menyatakan sejalan dengan kebijakan terkait konsumsi Gula, Garam, Lemak dalam rangka pencegahan Penyakit Tidak Menular, saat ini setiap pangan olahan dalam kemasan wajib mencantumkan informasi nilai gizi.
Masyarakat diharapkan dapat dengan cermat memperhatikan kandungan gula, garam dan lemak setiap pangan olahan yang akan dikonsumsinya melalui Tabel Informasi Nilai Gizi yang memuat takaran saji, jumlah sajian per kemasan, nilai dan persentase AKG zat gizi termasuk GGL.
"Dengan demikian akan memudahkan masyarakat dalam memenuhi anjuran konsumsi gula tidak lebih dari 50 gram, garam tidak lebih dari 5 gram dan lemak tidak lebih dari 67 gram.
Hal ini penting agar kita dapat lebih sadar akan jumlah gula dan asupan kalori yang dikonsumsi setiap harinya sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan diabetes," katanya.
Head of Strategic Marketing Nutrifood, Susana, S.T.P., M.Sc., PD.Eng mengatakan pentingnya komitmen yang berkelanjutan dan kolaborasi bersama mitra strategis seperti Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI untuk mendukung pengendalian penyakit diabetes.
"Melalui kampanye #BatasiGGL serta Baca Label Kemasan. Membatasi konsumsi GGL sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI berperan penting sebagai pencegahan risiko pre-diabetes dan diabetes. Selain itu, perlu didukung juga dengan menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, istirahat yang cukup dan deteksi dini,” katanya.