Lima Kesalahpahaman Mengenai Vape, Termasuk Tudingan Penyebab Gagal Ginjal Akut
Seiring dengan pertumbuhannya, kesimpangsiuran informasi seputar vape juga sering muncul di publik. Apa saja?
Editor: Malvyandie Haryadi
Menurutnya PG punya tingkat bahaya yang sangat rendah sehingga efek sampingnya tidak signifikan.
Ia menambahkan PG juga umum digunakan tidak hanya untuk obat, tetapi juga makanan, kosmetik, dan keperluan industri lainnya.
Saat ini kasus gagal ginjal akut sedang dalam penyelidikan ilmiah di bawah Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Pemerintah sedang mencari tahu penyebab pasti dari kasus gagal ginjal yang terjadi di Indonesia walau sudah ada beberapa produsen obat jenis sirop yang diperiksa polisi.
3. Risiko Kesehatan
Perbandingan risiko antara vape dan rokok bukanlah perbincangan baru.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk memberikan bukti bahwa vape tergolong lebih rendah risiko dibandingkan rokok konvensional, seperti penelitian dari Royal College of Physicians London pada 2016 yang menyatakan bahwa sejauh ini vape dinilai punya kandungan yang lebih rendah risiko karena tidak menghasilkan TAR serta tanpa zat kimia yang menyebabkan kanker.
Studi The National Academics of Science Engineering Medicine pada 2018 malah sudah membuktikan bahwa vape merupakan gerbang untuk berhenti merokok bagi orang dewasa.
Selain kadar kimia yang lebih rendah, menggantikan rokok dengan vape juga sudah terbukti dapat mengurangi risiko kesehatan organ secara signifikan.
4. Adiksi Pada Vape
Studi yang dilakukan oleh Research Square LLC pada pengguna vape dan rokok di Amerika Serikat membuktikan bahwa vape memiliki potensi penyalahgunaan lebih rendah daripada rokok konvensional.
Tidak hanya itu, penelitian Research Square LLC juga menunjukkan bahwa kemungkinan individu mengalami kecanduan terhadap vape jauh lebih kecil dibandingkan dengan individu yang menggunakan rokok konvensional.
Penelitian yang diterbitkan pada 2022 itu juga mendukung argumen bahwa vape terbukti lebih efektif dalam membantu mengurangi kebiasaan merokok, bahkan lebih efektif dibandingkan dengan produk seperti nikotin patch yang digunakan pada kulit dan permen karet nikotin.
5. Asap Vape
Mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh National Center for Biotechnology Information di Amerika Serikat menjelaskan bahwa hasil emisi vape memiliki kadar bahan kimia yang lebih sedikit ketimbang dengan asap rokok.
Emisi asap rokok juga bertahan lebih lama dibandingkan dengan vape (sekitar 20-40 menit), sedangkan aerosol vape akan menghilang dalam kurun waktu kurang dari 2 menit. Sejauh ini menurut National Health Service UK, belum ada bukti kuat bahwa aerosol vape dapat membahayakan orang di sekitar
Sementara itu Ahli toksikologi Universitas Airlangga Surabaga Shoim Hidayat juga membeberkan bahwa kandungan vape lebih rendah risiko ketimbang dengan rokok konvensional.
Shoim menjelaskan bahwa kandungan TAR (Total Aerosol Residue) yang biasa ditemukan pada rokok, tidak terdapat dalam vape.
"Proses pemanasan yang terjadi pada vape tidak menghasilkan asap dan memiliki risiko 90 persen lebih rendah daripada rokok," kata Shoim dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Sabtu(3/12/2022).(Willy Widianto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.