Tak Perlu ke Luar Negeri, Wamenkes: Deteksi Penyakit Jantung di Indonesia Cepat dan Akurat
RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPD Harkit) kini mempunyai peralatan jantung berteknologi canggih, akurat dan modern.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPD Harkit) kini mempunyai peralatan jantung berteknologi canggih, akurat dan modern.
Satu di antaranya MSCT dual source bernama model CT Somatom Drive.
MSCT merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi kelainan penyakit jantung anak baik jantung struktural maupun jantung bawaan, penyakit jantung dewasa, penyakit jantung koroner, jantung struktural, pembuluh darah tepi, aorta, dan penyakit jantung bawaan dewasa.
Alat ini dilengkapi dengan teknologi dan spesifikasi yang canggih yakni dual al source 2 x 128 Straton MX Sigma Tube X ray, Stellar Infinity Detector, Reconstructed slices 2 x 384 slices, sehingga memungkinkan untuk mendeteksi penyakit jantung maupun pembuluh darah dengan cepat dan akurat.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menuturkan, alat CT itu bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat terutama terkait dengan kecepatan diagnosis layanan jantung.
“Hari ini saya melakukan MCU di RSJPD Harapan Kita, untuk melihat sekaligus menguji langsung alat yang baru dipakai satu minggu ini, supaya benar-benar yakin alat ini bisa digunakan secara maksimal untuk masyarakat,” kata Wamenkes dalam kegiatan di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Baca juga: Dunia Kedokteran Kian Canggih, Bioadaptor Jadi Teknologi Baru Perawatan Jantung
Wamenkes Dante menjelaskan, kecepatan deteksi sangat penting bagi proses penyelamatan pasien jantung.
Sebab selama ini, layanan katastropik terutama jantung diketahui memiliki waktu tunggu yang lama, bisa hitungan bulan bahkan tahun untuk mendapatkan tindakan.
Penyebabnya beragam, mulai dari ketiadaan dokter spesialis hingga keterbatasan alat diagnosis.
Hal ini diperburuk dengan persebaran fasyankes jantung yang belum merata, keberadaanya masih terkonsentrasi di pulau Jawa. I
ni menyebabkan banyak masyarakat yang tidak tertangani. Tak jarang masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri.
Maka dari itu, dengan hadirnya alat berteknologi ini, diharapkan waktu tunggu pasien semakin cepat, proses deteksi jadi lebih presisi dan akurat, penanganan pasien juga lebih efisien dan efektif.
“Alat MSCT ini merupakan top of the line dari teknologi yang ada saat ini dan memiliki kualitas sama dengan alat-alat di Eropa, sehingga masyarakat kalau mau skrining jantung dan pembuluh darah bisa disini tanpa ke luar negeri. Karena kualitasnya sama, sentitivitas tinggi, lebih cepat, kontrasnya dikit, kalau ada kelainan artimia maka bisa langsung dilakukan tindakan,” sebut Wamenkes.
Baca juga: Menkes: Tahun 2024 RS di Seluruh Provinsi Bisa Layani Penyakit Jantung, Stroke, dan Kanker
Ditambahkan Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, Iwan Dakota, kehadiran alat baru tersebut, karena sebagai RS Pusat Jantung tentu alat tersebut dapat menunjang pelayanan jantung dan pembuluh darah yang lebih maksimal.
“Alat ini jauh lebih cepat dibanding alat yang kita gunakan sebelumnya, bahkan 2 kali lebih cepat. Alat yang kita minta ini, tingkat akurasinya sangat tinggi dan paling mutakhir. Dengan waktu deteksi yang lebih singkat, maka dapat memangkas waktu tunggu layanan jantung yang ada di RSJPD Harapan Kita," ujar dia.
Selain MCST, RSJPD juga dilengkapi dengan pelayanan kesehataan dengan alat-alat kedokteran mutakhir lainnya seperti SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) / Gamma Camera merupakan alat yang memanfaatkan teknologi nuklir untuk mendeteksi kelainan pada level molekuler di jaringan otot jantung melalui penggunaan kamera.
RSJPD Harapan Kita juga dilengkapi dengan MRI dengan model Signa Voyager 1,5 Tesla dari GE yang merupakan salah satu alat MRI dengan teknologi tinggi berbasis Artificial Intelligence, waktu pemindaian yang lebih cepat dengan artefak yang minimal, serta teknologi air interior koil lebih ringan dan nyaman untuk pasien.
Baca juga: Profil CJ Harris, Finalis American Idol yang Meninggal karena Serangan Jantung di Usia 31 Tahun
Selain alat-alat non-invasif, RSJPDHK dilengkapi juga dengan alat-alat invasif lainnya seperti Laboratorium Kateterisasi (cathlab) yang nantinya akan berjumlah 10 cathlab untuk menampung pasien yang kapasitasnya semakin meningkat di RSJPDHK.
Ada juga cathlab hybrid untuk kasus-kasus yang memerlukan kombinasi antara intervensi non bedah dan bedah terutama untuk kasus - kasus pediatrik, kelainanjantung structural, dan kasus vaskular.
Diharapkan dengan alat-alat baru ini memberikan penanganan tata laksana yang lebih presisi sehingga masyarakat tidak perlu ke luar negeri untuk mendapatkan pemeriksaan jantung yang canggih, cukup di Indonesia.